Koneksi antara komputer dan android menggunakan ShareLink dengan atau tanpa wifi hotspot

Secara umum koneksi antara komputer atau laptop dengan perangkat android terdapat dua cara yaitu dengan kabel USB dan tanpa kabel alias menggunakan jaringan wifi. Tujuan koneksi ini juga biasanya untuk saling transfer file antara ke dua perangkat tersebut.

Untuk koneksi antara komputer dengan android menggunakan kabel USB selengkapnya bisa anda lihat di sini. Sedangkan koneksi antara komputer dengan android via wi-fi juga terbagi dua, yaitu
  1. wi-fi hotspot
  2. tanpa wi-fi hotspot.
Tujuan tulisan ini adalah membahas ke dua jenis koneksi wi-fi tersebut. Untuk koneksi komputer dengan android via wifi, pastinya membutuhkan software atau aplikasi yang khusus yang harus di install di kedua perangkat (komputer dan peangkat android). Cukup banyak aplikasi jenis ini yang bisa anda download buat ke dua perangkat tersebut. Untuk perangkat android anda bisa cari di Google Play store sedangkan untuk komputer anda bisa download di alamat khusus dari software tersebut.

Di antaranya adalah aplikasi Airdroid dan ShareLink. Untuk aplikasi Airdroid, bagaimana cara menggunakannya, dimana downloadnya, selengkapnya bisa anda lihat di sini.

Tulisan ini berfokus pada penggunaan aplikasi ShareLink untuk transfer file antara komputer dengan android. Salah satu keunggulan aplikasi ini adalah dapat melakukan transfer file di antara komputer dan android via wifi hotspot maupun tanpa wifi hotspot.

Sebelumnya, silahkan install aplikasi ShareLink buat android di Playstore. Bagi perangkat android merk Asus, aplikasi ini sudah tersedia tidak perlu install lagi. Namun bagi perangkat android selain Asus silahkan anda install di Playstore. Untuk komputer silahkan anda download ShareLink di sharelink.asus.com kemudian di install di komputer atau laptop anda.

Sharelink dengan wifi hotspot
Pastikan kedua perangkat, komputer dan android sudah terkoneksi dengan wifi hotspot atau wifi router/modem yang sama. Msialkan di rumah atau di kantor terdapat wifi hotspot, silahkan koneksikan komputer dan android anda ke jaringan wifi tersebut.
Wifi hotspot atau wifi modem ini sebenarnya hanya berfungsi sebagai jembatan penghubung antara perangkat android dengan komputer saja.

Setelah kedua perangkat terhubung ke jaringan wifi yang sama, silahkan aktifkan aplikasi ShareLink di kedua perangkat komputer dan android. Anda bisa langsung mentransfer file di antara komputer dan android dengan aplikasi ShareLink ini. Untuk mengirim klik Send dan untuk menerima klik Receive. Khusus untuk perangkat android, jika akan menerima kiriman file dari komputer, anda klik Receive dan pilih "from PC". Selengkapnya silahkan lihat video berikut ini. Jika videonya kurang jelas silahkan pilih kualitas HD atau FullHD di bagian settings pojok kanan bawah halaman video.

ShareLink tanpa wifi hotspot atau wifi router/modem.
Di sini maksudnya adalah jika di kantor atau di rumah tidak terdapat jaringan wifi hotspot atau wifi router anda tetap bisa mentransfer file di antara komputer dan android dengan aplikasi ShareLink ini.
Caranya ikuti langkah berikut.
  1. Aktifkan wifi tethering di perangkat android anda, Ini bertujuan membuat portable hotspot sementara bagi komputer.
  2. Hubungkan wifi komputer dengan portable hotspot dari android
  3. Aktifkan aplikasi Sharelink di komputer dan android. Anda sudah bisa melakukan transfer file di antara ke dua perangkat.
Untuk lebih jelasnya silahkan lihat video berikut ini. Jika videonya kurang jelas silahkan pilih kualitas HD atau FullHD di bagian settings pojok kanan bawah halaman video.

........................................................................................................................
Artikel terkait:

Settings mesin pencari Google aman buat anak-anak

Tujuan tulisan ini adalah agar mesin pencari Google tidak menyajikan hasil pencarian yang tidak pantas buat anggota keluarga, terutama anak-anak kita. Anak-anak kita sering mendapat tugas dari sekolah, baik yang SD, SMP maupn SMU, untuk mencari data yang berhubungan dengan pelajaran mereka di internet. Misalkan, tentang rumah adat atau tarian adat berbagai daerah, artikel tentang macam-macam energi, dan sebagainya. Untuk mencari semua itu, mayoritas mereka pasti mengunakan mesin pencari Google. Namun sayangnya, terkadang di daftar hasil pencarian Google terdapat juga hasil pencarian yang tidak pantas buat mereka, seperti yang dicontohkan dalam video diakhir tulisan ini.

Jaman sekarang untuk mengakses internet sangatlah mudah semenjak munculnya smartphone dan tablet. Jadi kita harus melakukan settings Google di perangkat smartphone/tablet mereka dan laptop atau komputer yang juga biasa mereka gunakan.

A. Settings Search engine Google di komputer atau laptop.
Untuk melakukan settings Google di smartphone atau tablet, ikuti langkah-langkah berikut:
Jalankan aplikasi browser apa saja yang anda sukai dari komputer anda. Internet Explorer, Firefox, Chrome atau lainya.
Karena tulisan ini berfokus pada search engine Google, pastikan Google sebagai default search engine dari browser yang anda gunakan. Jika browser-nya sudah menggunakan Google sebagai default search engine, pertama membuka browser akan terlihat tampilan seperti gambar di bawah.
- Dari gambar di atas, di address bar (kotak alamat) di bagian atas, terlihat alamat search engine Google, "https://www.google.co.id" atau "https://www.google.com". Ini adalah halaman search engine Google.
- Geser halaman search engine Google ke paling bawah.
- Cari dan klik Settings (a), kemudian klik Search settings (2) seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

- Di bagian Searchsafe filters, klik Turn on Safe search(3). Terlihat tanda centang muncul disebelahnya.
- Kemudian klik Lock SafeSearch di sebelah kanannya (4). Anda diminta masuk ke akun Google anda. Iktui saja.

- Setelah anda masuk ke akun Google anda, akan muncul halaman Lock SafeSearch. Klik kotak Lock SafeSearch dan tunggu proses penguncian di semua domain Google selesai.

- Jika sudah selesai akan muncul pesan "SafeSearch is locked across all Google domains" dan seperti gambar berikut.

- Jika ingin membuka kembali Lock SafeSearch, Ulangi langkah pertama lalu klik "Unlock SafeSearch". Anda diminta masuk keakun Goggle lagi dan ikuti saja proses selanjutnya.

B. Settings Google di smartphone atau tablet.
Untuk melakukan settings Google di smartphone atau tablet, ikuti langkah-langkah berikut:
  1. Jalankan aplikasi penjelajah internetnya (browser). Silahkan gunakan browser apa saja tergantung dari merek smartphone atau tablet anda.
  2. Pastikan mesin pencari Google sebagai mesin mencari utama atau default dari browser yang anda gunakan.
    Untuk memastikannya: cukup ketikkan kata-kata yang ingin anda cari di kotak pencarian browser yang anda gunakan, lalu tekan enter / OK. Jika di kotak alamat (address bar) paling atas tertulis "https://www.google.com/search?ie=............" berarti browser anda sudah menggunakan mesin pencari Google. Terlihat di halaman hasil pencarian terdapat logo "Google" dengan kombinasi warna khasnya.
    Jika di address bar tidak terdapat "https://www.google.com/search?ie=............", atau "https://www.google.co.id/search?ie=............", berarti browser anda tidak menggunakan search engine Google. Lihat cara settings default search engine di bagian bawah tulisan ini.
  3. Dari halaman hasil pencarian Google, geser layar ke paling bawah. Lalu cari dan klik Settings.
  4. Dari jendela pilihan pilih dan klik Search settings
  5. Di bagian "SafeSearch Filters (?)" ada dua pilihan:
    - "Show most relevant results" dan
    - "Filter explicit results"
    anda harus pilih "Filter explicit results" ditandai dengan titik di dalam lingkaran sebelahnya.
  6. Geser layar ke paling bawah, klik Save.

Anda bisa test hasilnya antara sebelum dan sesuadah settings, gunakan kata-kata pencarian yang umum. Salah satu perbedaan mencolok adalah jika sebelum settings, anda akan menemukan hasil pencarian alternatif di bawah halaman pencarian. Hasil pencarian alternatif tidak muncul setelah settings dilakukan.
Berikut video cara settings search engine Google.

Sekilas tentang browser dan search engine.
Yang terdapat dan terinstall di dalam perangkat smartphone atau laptop adalah Browser (penjelajah internet). Contoh aplikasi penjelajah internet (browser) diantaranya adalah Internet explorer, Firefox, Chrome, Safari, Opera, Edge, UCBrowser, SamsungBrowser dan sebagainya.
Sedangkan mesin pencari (search engine) adanya di internet. Search engine termasuk objek yang ada di internet. Contoh mesin pencari (search engine) adalah, Google, Bing, Yahoo dan sebagainya. Sebagai salah satu objek yang ada di internet, Search engine haruslah memiliki alamat internet, seperti:
  • Google alamat internetnya: www.google.com atau www.google.co.id (Indonesia)
  • Bing alamat internetnya www.bing.com
  • Yahoo! alamat internetnya: www.yahoo.com atau www.yahoo.co.id (Indonesia)
Selengkapnya tentang perbedaan antara browser dan search engine bisa dilihat di sini.

Dispenser Polytron galon bawah dengan slider. Inovasi sederhana manfaat besar

Suatu hari saya melihat iklan di salah satu TV swasta tentang dispenser galon bawah merk dalam negeri, Polytron. Awalnya kami tidak begitu tertarik karena dispenser dengan galon di bawah bukan hal yang baru bagi kami. Kami telah menggunakan produk jenis ini beberapa tahun yang lalu di saat produk jenis ini pertama kali di luncurkan. Yang jelas bukan merk Polytron.

Dari iklan di TV tersebut saya merasa ada sesuatu yang unik dari dispenser galon bawah produksi PT Hartono Istana Teknologi ini. Yaitu adanya slider untuk landasan galonnya sehingga galon yang berisi air [dan pastinya berat], akan dengan mudah didorong masuk ke raknya. Sebuah inovasi yang sederhana namun sangat bermanfaat bagi konsumen.
Slider dudukan galon pada Hydra PWC 777
Memang dengan dispenser galon bawah kita tidak perlu lagi repot-repot mengangkat dan menaikkan galon ke atas dispenser. Namun setelah sekian lama kami menggunakan dispenser galon bawah, nampaknya perlu ada beberapa inovasi yang perlu dilakukan agar konsumen menjadi lebih nyaman lagi menggunakan jenis dispenser galon bawah ini.

Salah satu kesulitan tersebut adalah mendorong masuk galon yang penuh air ke dalam rak dispenser. Bagi anda yang sekarang menggunakan dispenser galon bawah merek lain akan merasakan adanya kesulitan saat memasukkan galon yang penuh berisi air minum ke dalam dispenser seperti yang saya ilustrasikan dengan gambar berikut.


Dispenser galon bawah tanpa slider tempat dudukan galon
Dispenser galon bawah tanpa slider tempat dudukan galon
Galon yang berisi air beratnya hampir 20 kg (sekitar 19 kg jika isi galon 19 liter). Benda seberat ini akan sulit didorong masuk ke dispenser begitu saja. Jika dipaksa dorong akan menyebabkan dispenser ikut terdorong ke belakang karena dispenser cukup ringan. Jika tidak hati-hati bagian belakang dispenser akan membentur dinding rumah. Bisa menyebabkan kerusakan pada dispenser.
Nampaknya kesulitan ini bisa di atasi dengan menempatkan slider di bagian bawah dispenser sebagai tempat dudukan galon. Seperti yang terdapat pada dispenser Hydra PWC 777 buatan Polytron ini
Berikut gambarnya.
Dispenser galon bawah Polytron Hydra PWC 777
Seperti yang dipromosikan, dengan dispenser ini kita mudah memasukkan galon cukup dengan 3 langkah:


  • Pull (Tarik Slidernya) - Put (Letakkan galonnya) - Push (Dorong kembali slidernya)

Kapasitas tangki yang besar, 6 liter.
Selain fitur slider galon, fitur lain yang ditawarkan dispenser ini adalah kapasitas tanki yang cukup besar yaitu 6 liter. Dengan kapasitas tangki sebesar ini cukup untuk menyediakan air minum keluarga selama 18 jam (keluarga dengan 4 anggota, dengan asumsi masing-masing membutuhkan 2 liter air).
Seperti kita ketahui, salah satu kekurangan jenis dispenser dengan galon bawah adalah saat listrik mati. Otomatis semua unit tidak bekerja termasuk pompa air yang memompakan air dari galon ke tanki penampungan di atas. Sekiranya listrik tempat anda mati nya lama, ada kemungkinan anda tidak bisa ambil air minum dari dispenser karena tangki penampungan tidak cukup menampung air karena kapasitasnya kecil.

Air Panas - Sedang - Dingin.
Seperti dispenser umumnya, dispenser Hydra juga dilengkapi untuk air panas, dingin dan sedang. Untuk air panas konsumsi listriknya 450 watt dan untuk air dingin konsumsi listriknys 98 watt.

Harga dan Spesifikasi:
Untuk harga nampaknya tidak berbeda jauh dengan merk lain berkisar di 2 jutaan rupiah juga. Beri spesifikasi Polytron Hydra PWC 777.
SpecPWC 777
Keluaran AirPanas-Normal-Dingin
WarnaPutih
Dimensi330 x 362 x 1137,5 mm
Berat19 kg
Konsumsi Daya:-
Dingin98 watt
Panas450 watt
Tegangan AC220 / 50 Hz

Salah satu kekurangan dispenser ini adalah tidak adanya pilihan warna. Nampaknya designer nya hanya tertarik dengan warna putih saja.
Jika berminat beli dispenser jenis ini, silahkan kunjungi toko elektronik terdekat di kota anda, atau bisa anda beli secara online di Lazada.

.................................................................................................................................................
Artikel terkait:
Jenis Dispenser Air Minum
Jenis dispenser air minum galon
Kendi, dispenser alami yang terlupakan
Berbagai jenis dispenser
Pompa air pada dispenser galon di bawah
.................................................................................................................................................

OLED bag-2: Teknologi, cara kerja, kelebihan dan kekurangan OLED

OLEDs dikatakan organik karena terbuat dari karbon dan hidrogen. OLEDs memancarkan cahaya sendiri dan dengan demikian tidak memerlukan sumber cahaya lain (backlight) untuk menghidupkannya. Lain halnya dengan LCD yang membutuhkan backlight untuk membuatnya bekerja. Ini adalah alasan utama konsumsi daya yang lebih rendah pada OLEDs dibandingkan pada LCD. Dengan tidak adanya unit backlight, display OLED dapat lebih ramping dari display LCD.
Berikut contoh HDTV OLED produk LG menunjukkan badan TV yang begitu tipis.
HDTV OLED dari LG (LG 55EM9600)
HDTV OLED dari LG (LG 55EM9600)
Teknologi pembuatan OLED.
Bagian terpenting dalam pembuatan OLED ini adalah memasang lapisan-lapisan organik pada lapisan substrate nya. Hal ini bisa dilakukan dengan 3 cara.

1. Metode Vacuum Deposition atau  Vacuum Thermal Evaporation (VTE).
Di dalam ruang hampa, molekul organik dipanaskan dengan hati-hati supaya menguap dan dibiarkan mengembun sehingga membentuk lapisan film tipis di atas lapisan substrat yang didinginkan. Poses ini dianggap mahal dan kurang efisien.

2. Metode Organic Vapor Phase deposition (OVPD).
Pada metode ini menggunakan gas pembawa (carrier gas) untuk memindahkan uap molekul organik kepada lapisan substrate yang didinginkan, di mana molekul organik ini di embunkan membentuk lapisan film tipis. Proses ini dilakukan pada ruang reaktor panas bersekat dengan tekanan rendah.
Metode menggunakan gas pembawa ini dianggap meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya penbuatan OLED.

3. Metode inkjet printing.
Metode ini seperti menggunakan printer inkjet, OLED disemprotkan ke atas substrat seperti halnya tinta yang disemprotkan ke kertas. Teknologi inkjet sangat mengurangi biaya pembuatan OLED dan juga memungkinkan OLEDs dicetak ke lapisan film yang sangat besar untuk membuat layar tampilan yang besar seperti layar TV 80 inci atau billboard elektronik.

Cara kerja OLED dalam memancarkan cahaya.
OLED memancarkan cahaya sama seperti komponen LED, dengan proses yang dinamakan electrophosphorescence.
Prosesny seperti gambar berikut:


Ilustrasi cara kerja OLED dalam memancarkan cahaya
Ilustrasi cara kerja OLED dalam memancarkan cahaya
(courtesy of www.howstuffworks.com
)
  1. Arus listrik mengalir dari lapisan katoda menuju lapisan anoda melalui lapisan molekul organik. Lapisan Katoda memberikan elektron kepada lapisan organik emissive. 
  2. Kemudian lapisan Anoda membuang elektron dari lapisan organik konduktif. (dengan kata lain hal ini sama saja dengan memberikan “lubang elektron” ke pada lapisan organik konduktif.
  3. Ketika berada di batas antara lapisan emissif dan konduktif, elektron-elektron menemukan “lubang elektron”. Kemudian elektron-elektron pun mengisi lubang elektron tersebut sambil mengeluarkan energi dalam bentuk photon cahaya. Dan OLED pun memancarkan cahaya.

Note:
  • Warna cahaya yang dipancarkan tergantung jenis molekul organik yang digunakan pada lapisan emisif. Produsen menggunakan beberapa jenis lapisan organik pada sebuah OLED.
  • Kecerahan cahaya (Brightness) OLED ditentukan oleh tinggi rendahnya arus listrik yang diterima. Semakin banyak arus listrik, akan semakin cerah cahaya OLED. 
Kelebihan dan kekurangan OLED.

Kelebihan.
  • Lapisan substrat dan organic OLED lebih tipis, ringan dan flexibel dibandingkan lapisan crystalin pada layar tampilan LED /  LCD.
  • OLED lebih terang / cerah dibanding LCD
  • OLED tidak membutuhkan sumber lampu belakang (backlight) sedangkan LED/LCD membutuhkan backlight karena tidak bisa menghasilkan cahaya sendiri.
  • OLED lebih hemat energi dibandingkan LED/LCD. diantaranya karena tidak membutuhkan sumber cahaya lain (bakclight)
  • OLED lebih mudah diproduksi untuk ukuran yang besar.
  • OLED memiliki sudut pandang yang luas karena OLED memancarkan cahaya sendiri.
Kekurangan.
  • Usia (lifetime). OLED merah dan hijau memiliki usia panjang (46.000 – 230.000 jam) sedangkan OLED biru usianya lebih pendek sampai 14.000 jam saja.
  • Mahal. Saat ini proses produksinya masih mahal.
  • Air. Sangat mudah rusak jika terkena air.
..............................................................................................................................................
Artikel terkait:
OLED bag-1: Pengertian, jenis dan bagian-bagian OLED
Apa beda LED, OLED, AMOLED
Jenis-jenis TV LED berdasarkan lampu belakangnya (back-lit)
Koneksi smartphone ke HDTV dengan MHL
Ketahui hal berikut ini sebelum anda membeli TV UHD / 4K
..............................................................................................................................................

OLED bag-1: Pengertian, jenis dan bagian-bagian OLED

Teknologi OLED dengan segala keunggulannya diharapkan membuat perubahan yang signifikan di masa mendatang. Tidak hanya dalam dunia layar tampilan tapi juga ke dunia lain, seperti lampu penerangan dari OLED misalnya.

Bayangkan anda memiliki HDTV 70 – 80 inch, yang sangat tipis dan ringan, hemat energy, jika tidak dipakai bisa anda gulung. Atau mungkin pada mug (cangkir) atau baju anda yang terdapat layar OLED. Atau anda memiliki komputer dengan layar yang transparan.

Tanda-tanda ke arah itu sudah bisa saksikan hari ini. Para produsen berlomba-lomba memanfaatkan keunggulan teknologi OLED ini. Sebagai contoh hadirnya HDTV Curve. Sebuah TV HD dengan layar melengkung. Atau smartphone Samsung S6 Edge dengan layar yang melengkung di kedua sisi nya. Ini menunjukkan kepada kita salah satu keunggulan dari layar tampilan OLED yaitu elastis.
Layar tampilan transparan OLED dar LG
Layar tampilan transparan OLED dar LG
(courtesy of LG)
Apa itu OLED?
Oled (Organic- Light Emitting Diode) adalah sebuah komponen semikonduktor yang solid seperti halnya komponen LED (Light Emitting Diode) yang dibuat dengan menyisipkan beberapa lembar lapisan tipis organik diantara dua konduktor. Jika di aliri arus maka OLED akan menyala. OLED tidak membutuhkan sumber cahaya lain seperti halnya LCD yang membutuhkan backlight sebagai sumber cahayanya. 
Ukuran OLED sangat kecil sekitar 100 - 500 nanometer atau kira-kira 200 kali lebih kecil dari rambut anda.

Bagian-bagian OLED.
Sebuah OLED memiliki beberapa lapisan. Ada yang memiliki 2 atau 3 lapisan organik.
Berikut laipsan-lapisan yang membangun sebuah OLED.

- Substrate.
Ini adalah lapisan dasar OLED yang terbuat dari kaca atau plastik bening atau foil.

- Lapisan Anoda.
Lapisan ini akan melepaskan elektron jika dilewati arus listrik.
-->
- Lapisan Konduktif.
Ini adalah lapisan organik pertama yang terbuat dari molekul plastik organik. Lapisan ini berfungsi memindahkan “lobang elektron” dari lapisan anoda. Lapisan polymer konduktif yang digunakan pada lapisan ini adalah polyaniline.

- Lapisan Emisif (Emissive Layer).
Ini adalah lapisan organik ke dua yang terbuat dari molekul plastik organik, namun 
berbeda jenisnya dari molekul plastik organik yang digunakan pada lapisan konduktif. Lapisan ini berfungsi memindahkan elektron dari lapisan katoda. Di sini cahaya OLED di hasilkan. Lapisan polymer yang digunakan pada lapisan emisif ini adalah polyfluorene.

- Lapisan Katoda.
Lapisan ini bisa transparan bisa juga tidak tergantung pada jenis OLED yang akan di buat. Lapisan katoda ini akan menyuntikkan elektron-elektron saat OLED dilewati arus listrik.

Berikut ilustrasi lapisan-lapisan material sebuah OLED.
Ilustrasi komponen struktur OLED
Ilustrasi struktur komponen OLED
(courtesy of www.howstuffworks.com
)
Komponen-komponen OLED di atas adalah contoh untuk OLED dengan dua lapisan organik. Perlu diketahui juga OLED ada yang terdiri dari 3 lapisan organik.

Jenis-jenis OLED.
Ada beberapa jenis OLED.
Berdasarkan kontrol elektroniknya OLED dibagi 2, yaitu:
- PMOLED – Passive Matrix OLED
- AMOLED – Active Matrix OLED

Berdasarkan fungsinya OLED dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Transparent OLED
- Top Emitting OLED
- Foldable OLED
- White OLED

1. PMOLED.
Jenis ini tersusun dari beberapa batang katoda, lapisan organik dan beberapa batang anoda. Batang-batang anoda disusun tegak lurus terhadap batang-batang katoda. Perpotongan antara batang katoda dan anoda membentuk piksel yang memancarkan cahaya ketika di beri arus listrik. Rangkaian di luar OLED ini berfungsi mengatur batang mana dari lapisan katoda dan anoda yang harus di aliri listrik sehingga pikselnya memancarkan cahaya dan batang mana yang tidak di aliri listrik sehingga pikselnya tetap off, gelap. Berikut ilustrasi struktur bangun PMOLED.
Ilustrasi struktur Passive Matrix OLED
Ilustrasi struktur Passive Matrix OLED
(courtesy of www.howstuffworks.com)
PMOLED cukup mudah pembuatannya, namun jenis OLED ini banyak memakan daya listrik karenanya, PMOLED cocok untuk tampilan text atau icon dengan ukuran layar sekitar 2 – 3 inchi saja, seperti pada ponsel-ponsel lawas, atau pada MP3 player. Namun demikian konsumsi daya listrik OLED dengan kontrolnya, tetap lebih hemat dibandingkan dengan panel LCD.
Layar PMOLED pada MP3 Player
Layar PMOLED pada MP3 Player
(courtersy of www.oled-info.com)
2. AMOLED.
AMOLED memiliki lapisan katoda, lapisan molekul organik dan lapisan anoda secara utuh (maksudnya tidak berbentuk batangan-batangan seperti pada PMOLED). Namun lapisan anodanya di beri lapisan TFT (Thin Film Transistor) yang tersusun membentuk matrix.
Susunan TFT ini berfungsi menentukan pixel mana yang akan di hidupkan (sehingga menghasilkan cahaya) dan yang mana di matikan (gelap). Berikut ilustrasi struktur bangun AMOLED.
Ilustrasi struktur Active Matrix OLED
Ilustrasi struktur Active Matrix OLED
(courtesy of www.howstuffworks.com
)

AMOLED membutuhkan daya yang lebih kecil dibandingkan pada PMOLED, karena susunan TFT mengandung kapasitor yang bisa menyimpan arus listrik. Sehingga OLED jenis ini lebih efisien jika dibuat layar tampilan yang berukuran besar.

Jenis ini yang sekarang banyak di kembangkan oleh para produsen gadget atau HDTV. Beberapa smartphone dan HDTV / UHDTV terbaru menggunakan AMOLED sebagai layar nya. Bahkan Samsung telah mengeluarkan jenis layar jenis Super Amoled dan Super Amoled Plus sebagai pengembangan dari AMOLED.
Layar Super Amoled Plus pada Samsung galaxy Tab 7.7
Layar Super Amoled Plus pada Samsung galaxy Tab 7.7
(courtesy of Samsung)
3. Transparent OLED.
Jenis ini tersusun dari lapisan-lapisan yang transparan, baik itu lapisan substrat, lapisan katoda atau anoda. Jika dalam posisi OFF, transparansinya 85 persen dari lapisan substratnya  dan jika dalam keadaan ON, OLED akan melewatkan cahaya dari depan atau dari belakang OLED. Berikut ilustrasi struktur bangun Transparent OLED.
Ilustrasi struktur Transparant OLED
Ilustrasi struktur Transparant OLED
(courtesy of www.howstuffworks.com
)
Transparent OLED ini bisa berjenis AMOLED atau PMOLED. Penggunaanya dilekatkan pada kaca depan mobil sebagai Heads-up display, membantu navigasi sopir seperti gambar berikut.
Penerapan transparent OLED sebagai Heads-Up display pada kaca depan mobil
Heads-Up display pada kaca depan mobil
(courtesy of www.builtingps.com
 )
Heads-Up Displays adalah sebuah layar tembus pandang yang memberikan data kepada pengguna tanpa mengalihkan sudut pandang pengguna.

4. Top Emitting OLED.
Jenis ini memiliki lapisan substrat yang kabur (buram) ataupun mengkilap / memantulkan. Cocok untuk disain AMOLED. Berikut ilustrasi struktur bangun Top Emitting OLED.
Ilustrasi struktur bangun Top Emitting OLED
Ilustrasi struktur Top Emitting OLED
(courtesy of www.howstuffworks.com
)
5. Flexible OLED.
Flexible OLED adalah jenis OLED yang fleksibel / lentur. OLED jenis ini didasarkan pada lapisan substrat yang fleksibel seperti plastik atau metal yang fleksibel dan akan menghasilkan OLED yang lebih ringan, tipis dan handal, lagi pula bahan ini anti pecah.
Layar OLED Fleksibel / lentur
Layar tampilan fleksibel dari Samsung
Smartphone atau perangkat mobile yang menggunakan OLED jenis ini layar tampilannya tidak gampang rusak alias anti pecah. Dengan teknologi Flexible OLED ini, suatu hari nanti akan kita temukan layar tampilan sebuah perangkat yang bisa digulung (rollable), dibengkokkan (bendable) dan dilipat (foldable).


Layar OLED LG yang bisa digulung
Layar OLED yang bisa di gulung
(courtesy of LG)
Smartphone LG dengan layar OLED fleksibel
Layar smartphone LG yang bisa dilipat dan dibengkokkan
(
courtesy of LG)
Ke dua gambar di atas adalah gambar prototype layar tampilan fleksibel dari SONY (atas) dan LG smartphone (bawah).
Kelak OLED dari jenis ini pula akan ada layar display bisa diproduksi diatas lembaran kain untuk membuat jenis “baju pintar” yang didalamnya terdapat GPS – Ponsel – dan chip komputer.

6. White OLED (OLED Lighting).
Ini adalah jenis OLED yang memancarkan cahaya putih yang sangat terang dan merata. OLED jenis ini ditujukan untuk penerangan yang kelak diharapkan dapat menggantikan jenis lampu yang sekarang ada. Jika lampu terbuat dari OLED pastinya akan sangat hemat listrik dari lampu jenis apapun. Ukuran nya pun akan sangat bervariasi tergantung kebutuhan. Yang pasti kita bisa memiliki lampu yang besar dan hemat energi. Berikut contoh produk lampu dari white OLED. Sebuah lampu belajar.
lapu belajar dari OLED
Lampu belajar dari OLED
(courtesy of www.news.oled-display.net
)
Pada lampu dari White OLED ada juga yang bisa dibuat lentur. Jadinya lampu lentur OLED seperti contoh produk berikut dari LG.
Lampu fleksibel OLED prototype dari LG Chem
Lampu fleksibel OLED prototype dari LG Chem
(courtesy of LG Chem)
Tentu akan sangat menyenangkan punya lampu tipis, setipis kertas karton, lentur bisa ditekuk dan bisa diletakkan di mana saja tanpa makan tempat, dan yang pasti sangat hemat listrik. Tunggu saja keajaiban ini muncul dihadapan kita.

Bersambung ke OLED bag-2.
..............................................................................................................................................
Artikel terkait:
Apa beda LED, OLED, AMOLED
Jenis-jenis TV LED berdasarkan lampu belakangnya (back-lit)
Ketahui hal berikut ini sebelum anda membeli TV UHD / 4K
Koneksi smartphone ke HDTV dengan MHL
OLED bag-2: Teknologi, cara kerja, kelebihan dan kekurangan OLED
..............................................................................................................................................

Apa beda LED, OLED, AMOLED

LED, OLED dan AMOLED merupakan tiga dari sekian banyak jenis teknologi layar tampilan. Kita bahas tiga jenis ini kerena ketiga jenis inilah yang banyak digunakan di berbagai perangkat elektronik yang dijual di pasaran saat ini terutama TV dan smartphone / tablet. Di samping itu fokus pembahasan pada ketiga jenis teknolgi tampilan karena namanya hampir sama, sama-sama menggunakan istilah LED yang mungkin saja berpotensi membingungkan konsumen.

1. LED.
Singkatan dari Light Emitting Dioda, yang mempunyai arti dioda yang memancarkan cahaya. Apakah layar TV LED berarti terbuat dari sekumpulan LED? Sama sekali tidak. LED yang digunakan hanya sebagai sumber cahaya latar saja. Sebagai Back-Lit saja. Sedangkan layar TV nya tetap terbuat dari panel LCD (Liquid Crystal Display) sama seperti pada TV LCD. Sedangkan TV LCD menggunakan CCFL (Cold-Cathode Fluorescent Lamp) sebagai sumber cahaya latar nya. Jadi sebenarnya TV LED ini adalah jenis TV LCD yang mengguakan LED sebagai back-lit nya. Pada perkembangannya jenis TV LED memiliki beberapa teknologi seperti pada tulisan sebelumnya, tentang jenis-jenis TV LED.

2. OLED.
Singkatan dari Organic-Light Emitting Dioda. Sejenis LED dimana lapisan yang memancarkan cahayanya terbuat dari senyawa organic (carbon) dan akan memancarkan cahaya jika diberi arus listrik. Terdapat perbedaan mendasar antara layar OLED dengan layar LED atau LCD.
Layar tampilan OLED

Pada TV LCD, panel LCD tidak bisa memancarkan cahaya sendiri. Ia membutuhkan sumber cahaya dari luar untuk menerangi panel LCD nya. TV LCD lawas menggunakan CCFL sebagai back-lit nya dan TV LCD sekarang menggunakan LED sebagai back-lit nya (dinamakan TV LED).
Sedangkan layar dari OLED, tidak membutuhkan sumber cahaya dari luar. Ia dapat memancarkan cahaya sendiri jika dialiri listrik. Ini berarti, layar TV dari OLED bisa sangat tipis dan ringan serta rasio kontras nya sangat tinggi dibandingkan dengan TV LCD (baik backlit-nya CCFL ataupun LED).

3. AMOLED.
Singkatan dari Active Matrix Organic Light Emitting Diode, atau mudahnya Active Matrix OLED. Ini merupakan salah satu jenis OLED yang banyak digunakan saat ini.
OLED berdasarkan kontrol elektroniknya terbagi dua, yaitu:
  1. Passive Matrix OLED disingkat  PMOLED
  2. Active Matrix OLED disingkat AMOLED

Sebuah layar PMOLED menggunakan skema kontrol yang sederhana. Masing-masing baris dan kolom dikontrol suplai listrik secara bergantian. Setiap pixel hanya bisa menyala dalam satu waktu sehingga untuk membentuk sebuah gambar, pixel harus dihidupkan secara bergantian dengan sangat cepat. Mirip dengan teknologi interlacing pada resolusi TV.
Kekurangan layar PMOLED ini tidak bisa dibuat ukuran yang besar. Ukuran terbesar layar PMOLED hanya 3 inch saja. Tidak bisa lebih dari itu karena akan mengkonsumsi daya sangat besar serta kontrol yang sangat rumit.
PMOLED banyak dipakai pada perangkat dengan layar yang kecil, seperti MP3 player.

Layar AMOLED mendapat perhatian besar dan dianggap jenis layar tampilan masa depan. Layar AMOLED menggunakan skema kontrol TFT (Thin Film Transistor) yang masing-masing memiliki kapasitor penyimpan sehingga pixel akan tetap menyala (selama dibutuhkan). Dengan teknologi TFT ini, layar AMOLED sangat efisien daya listrik sehingga dapat dibuat layar AMOLED dengan ukuran yang besar.
Penggunaannya sudah mulai banyak mulai dari smartphone hingga TV layar besar. Samsung misalnya menggunakan layar AMOLED untuk smartphone andalannya. Termasuk produk Samsung terakhir Galaxy S6 - S6 EDGE - Note 4, menggunakan AMOLED sebagai layar displaynya. Tidak ketinggalan perusahaan-perusahaan lainpun turut nenggunakan layar AMOLED pada produk terbaru mereka, sepert SONY, Motorola, Microsoft bahkan Apple.
Berikut ilustrasi AMOLED dan PMOLED.
AMOLED dan PMOLED


................................................................................................................................................
Artikel Terkait:
Resolusi TV Digital
Jenis-jenis TV 3D
Smart TV, apa itu Smart TV?
Microwave dan Oven, apa bedanya?
Jenis-jenis TV LED berdasarkan lampu belakangnya (back-lit)
OLED bag-1: Pengertian, jenis dan bagian-bagian OLED
OLED bag-2: Teknologi, cara kerja, kelebihan dan kekurangan OLED
................................................................................................................................................

Jenis-jenis TV LED berdasarkan lampu belakangnya (back-lit)

TV LED yang kita kenal saat ini memiliki LCD (Liquid Crystal Display) panel dibagian depan dan sumber pencahayaan di bagian belakang. LCD panel tidak bisa memancarkan cahayanya sendiri. Ia membutuhkan sumber cahaya khusus untuk menghasilkan gambar. Sumber cahaya yang diletakkan di belakang panel LCD ini di kenal dengan istilah backlit. Ada dua jenis backlit yang digunakan, yaitu:

- CCFL (Cold Cathode Fluorescent Lamp; lampu fluoresen katoda dingin)
LED (Light Emitting Diode; dioda pemancar cahaya)

TV LCD pertama kali menggunakan CCFL sebagai backlit-nya. Dan pada perkembangan selanjutnyanya TV LCD menggunakan LED sebagai backlit-nya yang hasilnya lebih baik dari pada menggunakan CCFL. Sebenarnya ada satu lagi teknologi backlit pada LCD panel selain CCFL dan LED, yaitu EL (Electro-Luminescent) backlit, namun karena banyak kekurangannya dibanding CCFL dan LED, teknologi ini kurang diminati, cuman harganya saja yang sangat murah.

TV LCD yang menggunakan LED sebagai backlit nya dinamakan TV LED. Jadi sebenarnya TV LED yang kita kenal sekarang ini adalah TV LCD juga. Hanya beda pada backlit yang digunakan. Dan untuk lebih praktisnya, TV LCD yang menggunakan CCFL sebagi backlit nya dikenal dengan nama TV LCD saja, sedangkan TV LCD yang menggunakan LED sebagai backlit nya dikenal dengan nama TV LED.

Jenis-jenis TV Led.

Jenis TV Led ini dibedakan berdasarkan penempatan posisi backlit nya dan ada tidaknya penggunaan teknologi apa yang disebut dengan Local Dimming (peredupan local). Local Dimming ini adalah teknologi yang di terapkan pada sebagian TV LED untuk meningkatkan rasio kontras gambar sehingga gambarnya jadi lebih tajam. Teknologi ini bekerja dengan cara meredupkan satu atau sekelompok led di sekitar area dimana diperlukan gambar yang gelap sehingga gambar menjadi lebih gelap lagi.

Berdasarkan penempatan posisi backlit dan local dimming, TV Led dibagi menjadi:

1. Direct-Lit Led TV.
Ini adalah jenis TV Led yang menggunakan Led di seluruh permukaan sisi belakang panel. Biasanya jenis TV Led ini lebih tebal dari jenis Edge-Lit TV. Memiliki kualitas gambar yang hampir sama dengan TV LCD CCFL dan level gelap (black level) hampir sama dengan TV Plasma. Jenis ini disebut juga Full Array Led TV karena terdapat Led backlit di seluruh permukaan sisi belakang panel. Jenis ini diilustrasikan dengan gambat berikut.


Ilustrasi TV LED jenis Direct-lit atau Full Array

2. Edge-Lit Led TV.
Jenis ini hanya memiliki backlit LED di sekeliling tepi panel saja. Dengan menempatkan sejumlah led hanya di sepanjang tepi luar panel saja, produsen dapat memproduksi TV Led yang lebih tipis. Karena nya TV Led jenis Edge-Lit ini memiliki ketebalan lebih tipis dibandingkan TV Led jenis Direct-Lit.
Konfigurasi penempatan Led pada jenis ini, biasanya akan terlihat sisi yang lebih terang di ke empat sisinya dibandingkan dengan bagian tengahnya jika kita lihat layar TV Led diruangan yang kurang cahayanya. Level gelapnya jadi berkurang. Namun secara keseluruhan kualitas gambar juga hampir sama dengan TV LCD CCFL. Berikut ilustrasi gambar TV Led jenis Edge-Lit.


Ilustrasi TV LED jenis Edge-lit

3. TV Led dengan Local Dimming.
Beberapa TV led (baik itu jenis Edge-Lit atau Direct-Lit / Full array) menggunakan Local dimming untuk menigkatkan kulalitas gambarnya. Ini berarti masing-masing led atau sekelompok led dapat di redupkan atau diterangkan secara independen. Umumnya teknologi local dimming banyak digunakan pada TV Led jenis Direct-Lit. Penggunaan teknologi ini menghasilkan level gelap yang lebih dalam dibandingkan dengan TV LCD CCFL. Berikut ilustrasi teknologi local dimming pada TV Led jenis Direct-Lit.


Ilustrasi TV LED jenis Direct-lit dengan teknologi Local Dimming

Nampak Led di sekiter tulisan hidup untuk menambah kecerahan tulisan sedangkan Led di luar itu dalam keadaan mati untuk menambah level gelap pada layar.

TV Led jenis Edge-lit ada juga yang menerapkan teknologi local dimming. Dan sering disebut dengan ‘micro dimming’. Namun hasilnya tidak sebaik pada teknologi local dimming yang diterapkan pada TV Led jenis Direct-Lit / Full Array.

Note.
Mahalnya biaya produksi TV Led jenis Direct-Lit membuat produsen lebih memfokuskan pada TV Led jenis Edge-Lit. Jenis Direct-Lit menempatkan Led di seluruh permukaan panel belakangnya. Dan ini berarti semakin tinggi ukuran layarnya, atau semakin tinggi resolusi layarnya, akan semakin banyak Led yang dibutuhkan. Karenanya banyak produsen TV Led lebih memfokuskan pada teknologi Edge-Lit. Disamping itu teknologi Edge-Lit memiliki kelebihan pada panel layar yang lebih tipis sehingga lebih ringan dan nampak lebih elegan serta hemat daya listrik.


Kelebihan TV Led.
  • Konsumsi daya lebih kecil dari TV LCD apalagi jika dibandingkan dengan TV Plasma.
  • Tidak mengandung mercury dalam backlitnya. Semencata TV LCD CCFL mengandug mercury.
  • Penggunaan backlit LED membuat produsen dapat memproduksi TV yang lebih tipis dan lebih ringan, sehingga kita tidak terlalu was-was jika TV nya akan digantung atau ditempelkan di dinding.
  • Meskipu  banyak Led TV menggunakan cahaya backlit putih, namun warnanya (RGB) tetap Nampak lebih realistik dibanding TV LCD CCFL.
  • Led TV yang menggunakan local dimming, menawarkan banyak kelebihan, seperti, sudut pandang lebih luas, rasio kontras lebih tinggi terutama pada level gelapnya serta meningkatkan kedalaman warna gambar yang dihasilkan.
  • Umumnya Led memiliki usia yang lebih panjang dan dan tidak memiliki kecenderungan seprti LCD TV yang semakin berkurang kemampuannya menghasilkan kseimbangan warna putih seiring dengan bertambahnya usia.
Kekurangan TV LED.
  • TV Led dengan backlit dari Led, menjadikannya lebih mahal dari TV LCD  dengan backlit CCFL.
  • TV Led yang menggunakan teknologi local dimming memakan daya lebih banyak dibandingkan dengan TV Led yang tidak menggunakan local dimming.
  • Pada TV Led yang lebih tipis, akan didapati produksi gambar yang kurang begitu serasi dan sudut pandang yang kurang luas walaupun hal seperti ini tidak begitu berpengaruh pada TV Led yang menggunakan teknologi local dimming.
.....................................................................................................................................
Artikel terkait:
Mengenal jenis-jenis proyektor
Resolusi TV Digital
Smart TV, apa itu Smart TV?
Jenis-jenis TV 3D
- Mengenal UHDTV / 4KTV
- Apa beda LED, OLED, AMOLED
OLED bag-1: Pengertian, jenis dan bagian-bagian OLED
OLED bag-2: Teknologi, cara kerja, kelebihan dan kekurangan OLED
......................................................................................................................................