Jenis-jenis TV LED berdasarkan lampu belakangnya (back-lit)

TV LED yang kita kenal saat ini memiliki LCD (Liquid Crystal Display) panel dibagian depan dan sumber pencahayaan di bagian belakang. LCD panel tidak bisa memancarkan cahayanya sendiri. Ia membutuhkan sumber cahaya khusus untuk menghasilkan gambar. Sumber cahaya yang diletakkan di belakang panel LCD ini di kenal dengan istilah backlit. Ada dua jenis backlit yang digunakan, yaitu:

- CCFL (Cold Cathode Fluorescent Lamp; lampu fluoresen katoda dingin)
LED (Light Emitting Diode; dioda pemancar cahaya)

TV LCD pertama kali menggunakan CCFL sebagai backlit-nya. Dan pada perkembangan selanjutnyanya TV LCD menggunakan LED sebagai backlit-nya yang hasilnya lebih baik dari pada menggunakan CCFL. Sebenarnya ada satu lagi teknologi backlit pada LCD panel selain CCFL dan LED, yaitu EL (Electro-Luminescent) backlit, namun karena banyak kekurangannya dibanding CCFL dan LED, teknologi ini kurang diminati, cuman harganya saja yang sangat murah.

TV LCD yang menggunakan LED sebagai backlit nya dinamakan TV LED. Jadi sebenarnya TV LED yang kita kenal sekarang ini adalah TV LCD juga. Hanya beda pada backlit yang digunakan. Dan untuk lebih praktisnya, TV LCD yang menggunakan CCFL sebagi backlit nya dikenal dengan nama TV LCD saja, sedangkan TV LCD yang menggunakan LED sebagai backlit nya dikenal dengan nama TV LED.

Jenis-jenis TV Led.

Jenis TV Led ini dibedakan berdasarkan penempatan posisi backlit nya dan ada tidaknya penggunaan teknologi apa yang disebut dengan Local Dimming (peredupan local). Local Dimming ini adalah teknologi yang di terapkan pada sebagian TV LED untuk meningkatkan rasio kontras gambar sehingga gambarnya jadi lebih tajam. Teknologi ini bekerja dengan cara meredupkan satu atau sekelompok led di sekitar area dimana diperlukan gambar yang gelap sehingga gambar menjadi lebih gelap lagi.

Berdasarkan penempatan posisi backlit dan local dimming, TV Led dibagi menjadi:

1. Direct-Lit Led TV.
Ini adalah jenis TV Led yang menggunakan Led di seluruh permukaan sisi belakang panel. Biasanya jenis TV Led ini lebih tebal dari jenis Edge-Lit TV. Memiliki kualitas gambar yang hampir sama dengan TV LCD CCFL dan level gelap (black level) hampir sama dengan TV Plasma. Jenis ini disebut juga Full Array Led TV karena terdapat Led backlit di seluruh permukaan sisi belakang panel. Jenis ini diilustrasikan dengan gambat berikut.


Ilustrasi TV LED jenis Direct-lit atau Full Array

2. Edge-Lit Led TV.
Jenis ini hanya memiliki backlit LED di sekeliling tepi panel saja. Dengan menempatkan sejumlah led hanya di sepanjang tepi luar panel saja, produsen dapat memproduksi TV Led yang lebih tipis. Karena nya TV Led jenis Edge-Lit ini memiliki ketebalan lebih tipis dibandingkan TV Led jenis Direct-Lit.
Konfigurasi penempatan Led pada jenis ini, biasanya akan terlihat sisi yang lebih terang di ke empat sisinya dibandingkan dengan bagian tengahnya jika kita lihat layar TV Led diruangan yang kurang cahayanya. Level gelapnya jadi berkurang. Namun secara keseluruhan kualitas gambar juga hampir sama dengan TV LCD CCFL. Berikut ilustrasi gambar TV Led jenis Edge-Lit.


Ilustrasi TV LED jenis Edge-lit

3. TV Led dengan Local Dimming.
Beberapa TV led (baik itu jenis Edge-Lit atau Direct-Lit / Full array) menggunakan Local dimming untuk menigkatkan kulalitas gambarnya. Ini berarti masing-masing led atau sekelompok led dapat di redupkan atau diterangkan secara independen. Umumnya teknologi local dimming banyak digunakan pada TV Led jenis Direct-Lit. Penggunaan teknologi ini menghasilkan level gelap yang lebih dalam dibandingkan dengan TV LCD CCFL. Berikut ilustrasi teknologi local dimming pada TV Led jenis Direct-Lit.


Ilustrasi TV LED jenis Direct-lit dengan teknologi Local Dimming

Nampak Led di sekiter tulisan hidup untuk menambah kecerahan tulisan sedangkan Led di luar itu dalam keadaan mati untuk menambah level gelap pada layar.

TV Led jenis Edge-lit ada juga yang menerapkan teknologi local dimming. Dan sering disebut dengan ‘micro dimming’. Namun hasilnya tidak sebaik pada teknologi local dimming yang diterapkan pada TV Led jenis Direct-Lit / Full Array.

Note.
Mahalnya biaya produksi TV Led jenis Direct-Lit membuat produsen lebih memfokuskan pada TV Led jenis Edge-Lit. Jenis Direct-Lit menempatkan Led di seluruh permukaan panel belakangnya. Dan ini berarti semakin tinggi ukuran layarnya, atau semakin tinggi resolusi layarnya, akan semakin banyak Led yang dibutuhkan. Karenanya banyak produsen TV Led lebih memfokuskan pada teknologi Edge-Lit. Disamping itu teknologi Edge-Lit memiliki kelebihan pada panel layar yang lebih tipis sehingga lebih ringan dan nampak lebih elegan serta hemat daya listrik.


Kelebihan TV Led.
  • Konsumsi daya lebih kecil dari TV LCD apalagi jika dibandingkan dengan TV Plasma.
  • Tidak mengandung mercury dalam backlitnya. Semencata TV LCD CCFL mengandug mercury.
  • Penggunaan backlit LED membuat produsen dapat memproduksi TV yang lebih tipis dan lebih ringan, sehingga kita tidak terlalu was-was jika TV nya akan digantung atau ditempelkan di dinding.
  • Meskipu  banyak Led TV menggunakan cahaya backlit putih, namun warnanya (RGB) tetap Nampak lebih realistik dibanding TV LCD CCFL.
  • Led TV yang menggunakan local dimming, menawarkan banyak kelebihan, seperti, sudut pandang lebih luas, rasio kontras lebih tinggi terutama pada level gelapnya serta meningkatkan kedalaman warna gambar yang dihasilkan.
  • Umumnya Led memiliki usia yang lebih panjang dan dan tidak memiliki kecenderungan seprti LCD TV yang semakin berkurang kemampuannya menghasilkan kseimbangan warna putih seiring dengan bertambahnya usia.
Kekurangan TV LED.
  • TV Led dengan backlit dari Led, menjadikannya lebih mahal dari TV LCD  dengan backlit CCFL.
  • TV Led yang menggunakan teknologi local dimming memakan daya lebih banyak dibandingkan dengan TV Led yang tidak menggunakan local dimming.
  • Pada TV Led yang lebih tipis, akan didapati produksi gambar yang kurang begitu serasi dan sudut pandang yang kurang luas walaupun hal seperti ini tidak begitu berpengaruh pada TV Led yang menggunakan teknologi local dimming.
.....................................................................................................................................
Artikel terkait:
Mengenal jenis-jenis proyektor
Resolusi TV Digital
Smart TV, apa itu Smart TV?
Jenis-jenis TV 3D
- Mengenal UHDTV / 4KTV
- Apa beda LED, OLED, AMOLED
OLED bag-1: Pengertian, jenis dan bagian-bagian OLED
OLED bag-2: Teknologi, cara kerja, kelebihan dan kekurangan OLED
......................................................................................................................................

Koneksi smartphone ke HDTV dengan MHL

MHL merupakan singkatan dari Mobile High-definition Link, sebuah teknologi yang memungkinkan penggunanya untuk menghubungkan perangkat mobile seperti smartphone atau tablet terhadap sebuah perangkat TV (HDTV atau TV Led) dengan menggunakan kabel MHL. Sederhananya, jika ingin membangun koneksi antara smartphone / tablet dengan HDTV maka salah satu solusinya dengan menggunakan koneksi MHL ini.

Koneksi MHL ini dibangun dengan memanfaatkan port micro USB yang biasanya terdapat pada sebuah smartphone atau tablet. Port micro USB ini biasa digunakan untuk cas ulang baterai smartphone / tablet. Kemudian dengan menggunakan sebuah kabel MHL dihubungkan dengan port HDMI yang terdapat pada HDTV.
Logo MHL

Kabel MHL atau adapter MHL berfungsi memodifikasi koneksi USB menjadi koneksi HDMI sehingga seolah-olah koneksi yang terjadi antara smartphone dan HDTV adalah koneksi dengan kabel HDMI, hanya saja ujung salah satu kabel yang ke smartphone berbentuk micro USB. Karenanya kabel MHL ini disebut juga 'micro USB to HDMI cable".


Inilah yang dinamakan koneksi MHL itu, koneksi antara micro USB dengan HDMI. Ini terlihat dari fitur-fiturnya yang hampir sama seperti pada koneksi menggunakan kabel HDMI. Seperti fitur CEC (Consumer Electronic Control), transfer video resolusi Full HD, audio multi channel dsb.

Fitur apasaja yang ditawarkan oleh koneksi MHL ini?
  • Koneksi MHL, selain berbagi konten (content sharing) atau berbagi layar (screen mirroring), pada saat yang sama terjadi pengecasan / pengisian baterai juga, sehingga kita tidak perlu khawatir low-batt pada saat main game atau nonton film dari smartphone atau tablet.
  • Kita bisa mengontrol smartphone kita dengan menggunakan remote control dari HDTV. Inilah yang dimaksud fitur CEC (Consumer Electronics Control) seperti pada HDMI.
  • Transfer video resolusi Full HD 1080p dan support audio Dolby® Atmos dan DTS:X™. Bahkan pada koneksi super MHL yang baru dirilis Januari 2015 ini, sanggup mengelola transfer video resolusi 4K hingga 8K120Hz..!! Kemampuannya jauh melebihi perangkat elektronik yang banyak beredar saat ini.


Syarat menggunakan koneksi MHL.
Koneksi MHL dapat terjadi dengan sempurna apabila kedua perangkat, smartphone / tablet dan HDTV keduanya telah dilengkapi fitur MHL. Untuk itu perlu dipastikan dulu apakah perangkat-perangkat yang akan saling terhubung ini telah dilengkapi fitur MHL atau belum. Berikut cara memastikan apakah perangkat mobile seperti smartphone / tablet dan HDTV kita terdapat fitur koneksi MHL atau tidak.

- Pada HDTV:
  • Memastikan apakah HDTV yang dimiliki terdapat fitur MHL atau tidak, cukup mudah. Yaitu dengan melihat di bagian belakang HDTV pada port HDMI - nya. Jika terdapat logo atau tulian MHL pada salah satu port HDMI nya, maka HDTV nya sudah MHL-Certified, ada fitur MHL-nya. Berikut screenshot nya.
Memastikan koneksi MHL pada HDMI port HDTV

  • Bisa juga dengan melihat spesifikasi produk pada website resminya atau pada buku panduanny seperti screenshot berikut.
Memastikan koneksi MHL pada spesifikasi HDTV


- Pada Smartphone atau tablet.
Untuk memastikan apakah perangkat smartphone / tablet terdapat fitur MHL ada beberapa cara, yaitu:

  • Kunjungi website resmi MHL, www.mhltech.org. Mereka telah membuat daftar produk yang telah menggunakan fitur MHL. Kemudian lihat di daftar produk smartphone yang menggunakan MHL yang ada pada bagian bawah websitenya. Jika anda kesulitan coba langsung ke sini, www.mhlconsortium.org/devices.aspx. Jika model produk terdapat di dalam daftar berarti perangkat tersebut telah MHL - Certified.
  • Jika anda tidak menemukan atau tidak yakin dengan cara pertama (mungkin anda menduga jangan-jangan daftarnya belum di update) coba cara ke dua ini. Kunjungi alamat website MHL diatas, lihat bagian paling bawah seperti pada screenshot berikut:

    Terlihat QR (Quick Response) code seperti gambar di atas. Lalu scan kode tersebut dengan menggunakan aplikasi QR scan pada smartphone anda. Jika anda belum punya aplikasi QR scan , silahkan di install dulu. Jika perangkat anda smartphone android silahkan download dan install QR scan dari Google Play Store, gratis.
    Jika sudah, silahkan buka aplikasi scan QR nya dan arahkan kamera mendekati kode yang ada di website MHL di atas. Lalu klik tombol scan, dan anda akan dibawa masuk ke internet browser dan mendapatkan pemberitahuan seperti screenshot berikut.


    Asus Zenfone 5 not MHL certified

    Gambar screenshot di atas adalah hasil scan QR code menggunakan Asus Zenfone 5. Ternyata Asus Zenfone 5 belum ada fitur MHL nya.


    Cara menggunakan koneksi MHL.
    Ada dua kondisi dimana koneksi MHL dapat dibangun antara perangkat mobile dan HDTV, yaitu:


    1. Perangkat mobile (smartphone / tablet) dan HDTV keduanya terdapat fitur koneksi   MHL (MHL Certified). Artinya ke dua perangkat telah dilengkapi dengan fitur koneksi MHL. Cukup dengan menggunakan sebuah kabel MHL koneksi antara keduanya mudah dibangun dan mendapatkan fitur-fitur koneksi MHL seperti tersebut di atas.
    Berikut gambar cara koneksi MHL.
    Koneksi MHL menggunakan kabel MHL untuk TV yang ada fitur MHL
    Ujung kabel MHL yang kecil (micro USB) di colokkan ke port micro USB pada smartphone (yang biasa digunakan saat cas baterainya) dan ujung kabel yang besar (konekstor HDMI) dicolokkan pada salah satu port HDMI pada HDTV yang ada tulisan "MHL" nya.

    2. Perangkat mobile (smartphone /tablet) telah bersertifikat MHL sementara HDTV nya tidak, tapi terdapat port HDMI saja. Untuk kondisi ke dua ini gunakan MHL adapter dan ikuti caranya seperti gambar berikut.
    Koneksi MHL menggunakn MHL Adapter untuk HDTV yang tidak ada fitur MHL


    Pada gambar diatas, kita menggunakan tiga kompenen sekaligus, yaitu: MHL Adapter, kabel HDMI dan Charger Smartphone (ujungnya berbentuk konektor micro USB). Masing-masing komponen di pasang sesuai gambar di atas.

    1. Kabel HDMI dicolokkan pada port HDMI di HDTV dan pada port HDMI yang ada pada MHL adapter.
    2. Ujung kabel MHL adapter dicolokkan pada port micro USB di smartphone.
    3. Colokkan juga kabel charger ke port micro USB yang ada pada MHL adapter. Kemudian chargernya pasang pada colokkan listrik 220 volt di rumah. 
    Pada koneksi MHL kondisi ke dua ini, beberapa fitur MHL tidak tersedia. Seperti kontrol smartphone menggunakan remote TV (CEC). dan tidak bisa cas baterai smartphone secara otomatis karenanya perlu tambahan charger smartphone agar baterai nya tetap terisi selama digunakan.
    Selanjutnya setelah semua saling terhubung (kondisi 1 ataupun kondisi 2), hidupkan HDTV nya lalu pilih masukan (input sinyal) nya dari port HDMI yang digunakan untuk koneksi MHL ini. Silahkan lanjutkan sesuai petunjuk yang ada pada layar TV. 




    Dua kondisi itu saja yang memungkin terbangun koneksi MHL. Namun jika smartphone tablet tidak terdapat fitur koneksi MHL, sekalipun HDTV nya telah MHL certified, tetap tidak bisa dibangun koneksi MHL antar ke duanya.

    Catatan.
    - Umumnya port micro USB yang terdapat pada smartphone / tablet adalah micro USB 5 pin. Namun ada juga smartphone yang menggunakan port micro USB 11 pin. Seperti smartphone Samsung Galaxy SIII. Di pasaran tersedia MHL adapter dengan konektor micro USB 11 pin. Bisa juga anda menggunakan adpater micro USB 11 pin ke micro USB 5 pin. Seperti gambar berikut.


    Adapter micro USB 5 pin - 11 pin untuk Samsung galaxy S3 untuk koneksi MHL

    Adapter micro USB 5 pin - 11 pin untuk Samsung galaxy S3

    - Untuk mengetahui apakah smartphone / tablet anda menggunakan 5 pin atau 11 pin port micro USB, bisa anda lihat pada konektor chargernya. Cukup nampak jelas walau dengan mata telanjang. Bisa anda kira-kira 5 pin atau 11 pin. Karena 11 pin itu 2 kali lipat nya 5 pin. Jadi bisa di kira-kira jumlah pin dalam konektor micro USB nya.

    Jika anda berminat membeli MHL, silahkan cek harga dan berbagai jenis produk MHL di sini.
    ..........................................................................................................................................
    Artikel Terkait:
    - Mengenal kabel HDMI
    - Jenis-jenis konektor HDMI
    - Cara koneksi laptop ke HDTV menggunakan kabel HDMI
    - HDMI 2.0 standar baru HDMI untuk resolusi 4K60 Hz
    Memahami koneksi dan cara kerja jaringan DLNA
    - Koneksi laptop / PC dengan Smart TV menggunakan Smartshare
    - Koneksi Asus Zenfone 5 dengan Smart TV menggunakan Miracast
    Koneksi Asus Zenfone 4 dengan Smart TV menggunakan Miracast
    - Koneksi Asus Zenfone 5 dengan Smart TV menggunakan DLNA
    Upgrade Kitkat ke Lollipop Asus Zenfone 5
    Koneksi antara komputer dan android menggunakan ShareLink dengan atau tanpa wifi hotspot
    Settings mesin pencari Google aman buat anak-anak
    ..........................................................................................................................................

    Untung rugi menggunakan proyektor sebagai home cinema (bioskop rumahan)

    Berikut kelebihan dan kekurangan menggunakan proyektor sebagai home cinema sebagai salah satu bahan pertimbangan anda.

    A. Kelebihan:

    - Ukuran layar.
    Sebagian proyektor digital sanggup menghasilkan gambar yang tetap bagus dengan ukuran 90" atau 120 ", yang mana sejauh ini belum ada TV Led dengan ukuran layar sebesar itu. andaipun ada perbandingan harga nya juga tidak masuk akal.

    - Harga perangkat.
    Harga proyektor sangat bervariasi. Namun harga proyektor tidak ditentukan oleh seberapa besar gambar yang dihasilkan tapi lebih ditentukan oleh teknologi yang digunakan. Berbeda dengan TV Led yang harganya sangat ditentukan oleh ukuran layarnya.

    - Portabilitas.
    Proyektor dengan ukurannya yang tidak terlalu besar bisa di pindah-pindah atau di bawa-bawa ke tempat yang anda suka, asalkan anda memiliki layar yang juga bisa di pindah-pindah. Asiknya lagi bisa buat acara nonton bola bareng tetangga-tetangga di halaman rumah.
    TV Led juga portable sih apalagi sekarang tipis-tipis. Betul, untuk TV yang ukurannya sekitaran 40". Coba kalo TV Led nya 60" ke atas tentu tidak akan se-portabilitas proyektor.



    - Tidak makan bayak tempat.
    Proyektor tidak membutuhkan banyak ruang karena ukurannya tidak beda jauh dengan ukuran sebuah buku. Jika tidak terpakai bisa di simpan di laci yang agak besar dan layarnya bisa di gulung.
    Berbeda dengan TV Led yang memang harus dipersiapkan tempat khusus agar nampak serasi dengan isi ruangan yang lain.

    B. Kekurangan.

    - Butuh ruangan yang gelap.
    Ini termasuk kendala terberat dalam mengguakan proyektor. Kita dituntut mempersiapkan ruangan segelap mungkin untuk mendapatkan kontras gambar yang maksimal seperti halnya bioskop. Juga perlu diperhatikan adakah cahaya yang menyeliap masuk melalui jendela.

    - Perawatan.
    Proyektor harus sering diperhatikan kebersihannya, terutama proyektor LCD. Sedikit saja debu akan terlihat jelas di layar. Dan membersihkan debu di bagian dalam proyektor tidak bisa dilakukan sembarangan, bisa-bisa malah merusak komponen panel LCD.
    Begitu juga dengan lampu sorotnya, perlu diperhatikan masa pakai dan cara penggantiannya jika sudah rusak atau tidak maksimal lagi.

    - Konektifitas atau perkabelan.
    Masalah lain akan muncul ketika anda akan menghubungkan proyektor ke perangkat lain semisal Blu-Ray atau DVD player, sound system, atau perangkat lainnya. Anda harus pandai mengatur dan merapikan  kabel agar tidak muncul masalah baru. Mau tak mau harus keluar biaya tambahan untuk membeli kabel dan pelindung kabel (trunking cable / housing cable).

    - Sound system.
    Untuk mendapatkan tata suara yang bagus, kebanyakan proyektor membutuhkan perangkat sound system tambahan, yang tentu harganya tidak murah. Berbeda dengan TV Led yang memang sudah dilengkapi sound system yang lumayan canggih.

    Kesimpulan.
    Nonton film dengan menggunakan proyektor memang akan memberikan sensasi tersendiri di rumah anda dengan biaya yang jauh lebih murah jika dibandingkan jika anda membeli perangkat tv yang paling mutakhir. Namun jangan lupa dengan masalah perkabelan dan sound systemnya yang tentu akan memakan biaya yang tidak sedikit pula.
    Silahkan, 'you're the man behind the gun'. 
    ..............................................................................................................................................
    Artikel Terkait:
    - Mengenal jens-jenis proyektor
    - Jenis-jenis TV 3D
    - Jenis-jenis microwave oven
    - Mengenal kabel HDMI
    - Mengenal TV UHD/4K 
    - Memahami koneksi dan cara kerja jaringan DLNA
    ..............................................................................................................................................

    Mengenal jenis-jenis proyektor

    Secara definisi, Proyektor adalah sebuah perangkat optik yang memproyeksikan gambar atau gambar bergerak pada sebuah permukaan datar, biasanya sebuah layar putih atau dinding putih. Kebanyakan proyektor membuat gambar dengan cara menyinari objek melalui lensa transparan kecil, namun proyektor sekarang dapat memproyeksikan gambar secara langsung, dengan menggunakan laser.

    Proyektor, dulunya hanya digunakan untuk keperluan presentasi atau dalam perkuliahan juga. Namun perkembangan selanjutnya proyektor menjadi sarana hiburan bahkan menjadi salah satu perangkat dari bioskop rumahan (home Cinema).

    Ada beberapa jenis proyektor, yaitu:

    1. Slide Projector (Proyektor Slide)
    Sebuah proyektor yang menggunakan sistem optical mekanikal untuk memproyeksikan foto slide. Foto slide maksudnya, sekumpulan foto yang di tampilkan secara bergantian sesuai urutannya / susunannya layaknya membuka album foto. Perlu di catat bahwa, foto yang digunakan pada Slide Projektor  bukanlah foto yang sudah jadi seperti foto yang dicetak di kertas foto, tapi negatif / film dari foto-foto tersebut. Atau orang bilang "klise" foto, istilah lain untuk negatif foto. Berikut gambar Slide Projektor.
    Slide projector
    Jadi, Slide Projektor ini cara kerjanya yaitu dengan menyinari lembaran-lambaran negatif film dan memproyeksikan ke sebuah permukaan datar.

    2. Overhead Projector (OHP)

    Proyektor ini dulu sering digunakan saat presentasi atau perkuliahan.Cara kerjanya cukup sederhana, yaitu dengan menyinari objek yang transparan dan diarahkan ke dinding atau layar oleh lensa pemantul. Untuk memfokuskan hasil proyeksinya cukup dengan naik-turunkan kepala proyektor.
    Kekurangan sistem ini yaitu kurang begitu portable karena ukurannya yang besar dan objeknya harus transfaran. Objek (tulisan atau gambar) harus di cetak di atas kertas transfaran atau plastik bening.
    Berikut gambar OHP.
    Overhead Projector (OHP)
    3. Digital Projector
    Ini adalah proyektor yang banyak digunakan saat ini dan jenisnya pun cukup bervariasi. Cara kerjanyapun berbeda jauh, tidak sekedar menyinari objek seperti pada proyektor sebelumnya, tapi mengolah objek yang sudah dalam bentuk data digital dan kemudian memproyeksikannya pada sebuah layar. Baik itu data berupa foto atau video, lengkap dengan suaranya, layaknya sebuah proyektor film di bioskop. Karenanya proyektor jenis ini banyak pula digunakan sebagai sarana hiburan dirumah sebagai bagian dari perangkat home cinema.
    Berikut beberapa jenis proyektor digital ini.

    3.1. CRT Projector.
    Salah satu jenis proyektor yang komponen utamanya menggunakan tabung CRT kecil ( Cathode Ray Tube) untuk menghasilkan gambar. Umumnya menggunakan 3 buah tabung CRT untuk masing-masing warna primer, merah, biru dan hijau. Gambarnya difokuskan dan dibesarkan menggunakan lensa dibagian depan dari masing-masing tabung. Ke tiga lensa ini perlu sering di kalibrasi secara berkala agar gambarnya tetap fokus dan hasilnya maksimal. Hal ini perlu dilakukan oleh ahlinya. Karenanya proyektor ini dianggap bukan tipe user friendly selain ukurannya yang memang cukup besar. Berikut contoh gambar proyektor jenis CRT.


    CRT Projector

    3.2. LCD Projector.
    Komponen utama dari proyektor jenis ini adalah adanya 3 keping panel LCD. Setiap panel LCD mewakili 3 warna dasar, yaitu merah, biru dan hijau. Saat cahaya melewati panel LCD, masing-masing piksel akan terbuka untuk melewatkan cahaya atau tertutup untuk memblokir cahaya. Dikategorikan juga sebagai Transmissive technology, karena melewatkan cahaya bukan memantulkan cahaya.

    Cara kerja.
    Masing-masing panel LCD mendapatkan pantulan cahaya dari cermin yang dinamakan cermin Dichroic. Masing-masing cermin dichroic memantulkan cahaya sesuai dengan panjang gelombang masing-masing. Cermin Dichroic untuk panel LCD merah akan memantulkan cahaya warna merah, Cermin Dichroic untuk panel LCD biru akan memantulkan cahaya warna biru dan Cermin Dichroic untuk panel LCD hijau akan memantulkan cahaya warna hijau, sepert terlihat pada gambar skema di bawah ini.


    Gambar skema proyektor LCD

    Setiap warna cahaya yang dipantulkan masing-masing cermin dichroic, di umpankan ke masing-masing panel LCD untuk mengontrol setiap pixel kapan harus terbuka (melewatkan cahaya), kapan harus menutup (memblokir cahaya). Ke tiga panel LCD akan menaghasilkan gambar yang sama namun warnanya beda sesuai dengan warna yang dilewatkan oleh masing -masing panel LCD. Gambar dari ke tiga panel LCD ini kemudian di kombinasikan dalam sebuah kaca prisma dan menghasilkan gambar tunggal yang memiliki sekitar 16,7 juata nuansa warna. Setelah itu dilewatkan pada lensa dan diproyeksikan ke layar tampilan.


    3.3. DLP Projector.
    Singkatan dari Digital Light Processing Projector. Jenis proyektor yang sistem kerjanya menggunakan ribuan cermin yang sangat-sangat kecil yang tersusun dalam sebuah komponen semikonduktor optik yang dinamakan DMD chip (Digital Micromirror Device). 
    Masing-masing cermin tersebut dapat di kontrol secara individu dan setiap satu atau beberapa cermin mewakili satu atau beberapa pixel. Ketika cermin kecil ini "ON", cermin tersebut memantulkan dan mengarahkan cahaya menuju lensa proyeksi dan diteruskan ke layar. Sebaliknya ketika cermin kecil ini "OFF", cermin tersebut membelokkan cahaya menjauhi lensa proyeksi. Dikategorikan juga sebagai Reflective technology,  karena memantulkan cahaya bukan melewatkan cahaya seperti pada LCD proyektor.

    Untuk warna dihasilkan dengan menggunakan filter warna berbentuk roda (Color Wheel). Berkas cahaya dari lampu sumber cahaya dilewatkan dulu melalui roda warna ini sebelum mencapai DMD chip. Roda warna ini terdiri dari 3 warna utama, merah, biru dan hijau dan berputar sekitar 250x per detik. Berikut gambar skema DLP Projector.



    Gambar skema proyektor DLP

    Gambar skema di atas adalah gambar skema proyektor DLP yang menggunakan chip DMD tunggal. Proyektor DLP yag terbaru menggunakan 3 chip DMD untuk masing-masing warna primer, merah, biru dan hijau.

    Chip DMD merupakan ciptaan Texas Instrumens dan dirilis tahun 1987 dan menjadi komponen utama teknologi proyektor DLP. Proyektor film yang terdapat di bioskop banyak menggunakan proyektor DLP ini.

    3.4. LCoS Projector.
    LCoS singkatan dari Liquid Crystal on Silicon. Salah satu teknologi proyektor yang merupakan gabungan dari teknologi proyektor LCD dan proyektor DLP. Menggunakan lapisan cristal cair di atas bidang belakang silicon. Lapisan cristal cair ini akan mengarahkan cahaya yang dinginkan dengan cara memantulkannya seperti pada proyektor DLP (Reflective) dan mem-blok cahaya yang tidak dinginkan seperti pada proyektor LCD (Transmissive). Walaupun hasilnya lebih baik dari teknologi DLP dan LCD tapi teknologi LCoS sangat mahal sehingga jarang digunakan. Diantara perusahan yang mengembangkan teknologi ini untuk produk proyektornya adakah SONY (SXRD) dan JVC (D-ILA). Berikut gambar skema Proyektor LCoS.
    Gambar skema proyektor LCoS


    3.5. LED Projector.
    Proyektor jenis ini lebih mengacu pada jenis lampu sumber cahayanya. Yaitu menggunakan LED sebagai pengganti bola lampu "traditional" yang selama ini digunakan. Bola lampu tradisional bisa tahan sekitar 1000 - 5000 jam sedangkan LED bisa tahan 10.000 - 20.000 jam. Bahkan bisa seumur dengan proyektor itu sendiri, tanpa ada penggantian lampu sumber cahaya sama sekali. Ini tentu sebuah kemajuan yang luar biasa dibandingkan dengan penggunaan bola lampu tradisional yang tidak mudah untuk mengganti dan mendapatkannya.

    Untuk teknologinya, bisa LCD atau DLP yang penting sumber cahanya menggunakan LED atau bukan. Proyektor DLP yang menggunakan LED sebagai sumber cahayanya, tidak lagi menggunakan Color Wheel (roda warna) untuk menghasilkan warna, tapi menggunakan 3 buah LED (merah - biru - hijau) yang langsung menyinari DMD chip.

    Kelebihan lain dari proyektor LED ini adalah ada yang bentuknya yang kecil sehingga sering disebut proyektor mini (LED mini projector) dan bisa dibawa ke mana-mana (portable) dan cukup dioperasikan dengan baterai saja. Kadang disebut juga dengan Pocket Projector, proyektor yang bisa di kantongi karena ukurannya yang sangat kecil seperti contoh gambar berikut.
    Contoh gambar Proyektor mini LED

    Kelemahan LED ini terletak pada kecerahan hasil gambarnya. Karenanya penggunaan proyektor dengan sumber cahaya dari LED membutuhkan ruangan yang gelap agar hasilnya maksimal.
    ..........................................................................................................................
    Artikel Terkait:
    - Memahami koneksi dan cara kerja jaringan DLNA
    - Smart TV, Apa itu Smart TV?
    - Mengenal jenis-jenis TV 3D
    - Mengenal TV UHD / 4K
    - Mengenal kabel HDMI 
    Jenis-jenis microwave oven 
    Untung rugi menggunakan proyektor sebagai home cinema
    Jenis-jenis TV LED berdasarkan lampu belakangnya (back-lit)
    ...........................................................................................................................

    Ketahui hal berikut ini sebelum anda membeli TV UHD / 4K

    Tanpa sadar kita sedang digiring memasuki era TV Digital yang resolusinya ultra tinggi, sangat-sangat tinggi. Diistilahkan dengan UHDTV, Ultra High Definition Television. TV dengan kepadatan pixel yang ultra tinggi. Ini terlihat dari maraknya penjualan TV UHD di berbagai ritel elektronik.

    Bahkan promo-promo nya pun bikin kita ngiler. Sebelum anda memutuskan untuk memiliki pesawat TV yang ultra hebat ini (katanya), ada baiknya kita bekali diri kita dengan sedikit pengetahuan berikut.

    1. Secara ringkas, bisa digambarkan bahwa TV UHD adalah TV yang memiliki resolusi / ketajaman gambar 4 kali dibanding TV yang resolusinya Full HD.
                        - Full HD resolusinya   : 1920 x 1080p = 2.073.600 pixel
                        - Ultra HD resolusinya : 3840 x 2160p = 8.294.400 pixel.
    Ini untuk aspek rasio layar TV yang umum sekarang, yaitu: 16:9. Coba anda bagi jumlah pixel UHD dengan jumlah pixel Full HD, (8.294.400 / 2.073.600). Hasilnya akan dapat angka 4. Ultra HD memang memiliki resolusi 4 kali dibanding TV Full HD. Mengenai TV UHD ini selengkapnya lihat di sini.

    2. Masalah konten.
    Selama ini dari mana kita dapatkan sumber konten acara TV?
                                      - Dari antena TV (siaran TV gratis, free to air)
                                      - Dari parabola gratis / berbayar

                                      - Dari Film dari DVD atau Blu-ray player
                                      - Dari internet,  streaming atau download dan lain-lain.

    Dari sumber-sumber konten diatas, sampai saat ini (khususnya Indonesia) belum ada satupun yang menyediakan konten yang resolusinya Ultra HD !!!
    Jangan kan konten video yang UHD, yang Full HD saja masih jarang, kecuali mungkin konten dari Blu-Ray disk atau download internet.
    Siaran TV (dalam negeri) sejauh ini masih standar saja alias resolusi SD (Standard Definition). Jika anda tinggal di dekat Singapore, seputar Kepri atau Batam, dengan antena biasa anda bisa menikmati siaran TV kualitas HD dari Singapore. Berikut screenshot acara TV Singapore yang sedang menayangkan siaran kualitas HD.

    Siaran TV HD dari Singapore

    Perhatikan tanda "HD" di sudut kanan atas yang saya lingkari. Menujukkan bahwa siaran TV nya dipancarkan dengan kualitas HD. Saat sedang menayangkan serial "ARROW". 

    Begitu juga dari parabola, ada beberapa yang sudah sekualitas HD. Dari Blu-Ray, maksimal sudah banyak yang konten videonya Full HD dan juga internet.
    Dan yang pasti dari semua sumber konten di atas, belum ada yang menyediakan konten video yang Ultra HD.

    Kesimpulannya, sampai saat ini belum ada konten acara atau video yang resolusinya sama dengan Ultra HD. Blu-Ray yang UHD menurut kabar baru akhir tahun ini di rilis. Jangan harap acara TV yang UHD, yang Full HD saja belum ada walaupun sebenarnya persiapan ke arah itu (acara TV yang Ultra HD) sudah mulai dilakukan. 

    Sebenarnya bukan tidak ada kemungkinan sama sekali untuk menikmati konten yang UHD ini. Jika anda sudah memiliki pesawat TV UHD dan sekedar ingin "mencicipi" rasanya nonton konten yang UHD, bisa anda cari di Youtube. Ketahui caranya di sini.

    3. Jika pada akhirnya anda tetap memutuskan untuk membeli TV UHD saat ini (karena memang lagi banyak promosi), sebaiknya pastikan hal-hal berikut terdapat pada pesawat TV UHD yang akan anda beli. Maksudnya agar TV UHD yang anda beli ini adalah "future proof". Artinya pesawat TV UHD yang anda beli telah diantisipasi untuk menghadapi kemungkinan-kemungkian di masa mendatang.
    - Resolusi layar minimal 3840 x 2160 pixel.Minta penjualnya untuk setelkan konten film UHD. Biasanya ada semacam "property'- nya untuk mengetahui film tersebut kualitas UHD atau bukan. Jika filmnya UHD dan bisa disetel di TV UHD yang sedang di test, berarti TV tersebut memang TV UHD. Kalau di TV UHD LG dengan Magic remote-nya, cukup dengan menggerak-gerakkan remote untuk memunculkan jendela property di bagian bawah layar. Berikut screenshot TV UHD LG yang sedang stel film UHD
    Cara mengetahui resolusi TV UHD

    Terlihat resolusi yang ditampilkan, yaitu 3840 x 2160. Untuk masalah resolusi UHD ini sebenarnya tidak perlu test tidak apa-apa. Sangat kecil kemungkinan merek terkenal mau berbohong, toh ada garansinya. Bisa anda test di rumah setelah download konten video UHD / 4K dari Youtube.

    - Memiliki port HDMI 2.0
    HDMI 2.0 dinyatakan memiliki kemampuan handle video 4K / UHD dengan frame rates 60 fps dan dianggap sebagai video 4K yang sempurna. Diistilahkan dengan 4K60Hz. HDMI versi sebelumnya, HDMI 1,4 maksimal hanya bisa handle video 4K30 Hz saja. Mengenai HDMI ini selengkapnya silahkan lihat di sini. Berikut contoh port HDMI 2 pada TV UHD.


    Cara memastikan TV UHD memiliki port HDMI 2

    Upscaling
    Salah satu daya tarik TV UHD ini adalah dilengkapi dengan metode uscaling. Meningkatkan kualitas konten yang resolusinya dibawah UHD menjadi konten video yang kualitasnya mendekati resolusi UHD. Ini membuat gambarnya nampak lebih baik dari kualitas aslinya.
    Hampir semua produsen TV UHD melengkapi produknya dengan mesin upscaling. Yang juga untuk mengantisipasi masih sulitnya mendapatkan konten yang betul-betul UHD. Tentang upscaling ini selengkapnya lihat di sini. Berikut contoh upscaling pada TV LG UHD.
    Upscaling pada TV UHD

    - Dilengkapi dengan HEVC / H.265 decoder.
    Bagi yang suka download film mungkin sering menemukan istilah x.264. Ini adalah codec untuk kompres video agar kapasitasnya tidak terlalu besar dengan tidak mengurangi kualitasnya. Untuk kompres video UHD /4K, menggunakan HEVC, (High Efficiency Video Codec). Kedepannya video UHD / 4K yang di dapat dari streaming via internet akan selalu menggunakan codec H.265 ini. Dengan demikian TV UHD agar dapat menayangkan video 4K dari streaming internet harus memiliki decoder H.265 ini.
    Untuk memastikan apakah pesawat TV UHD anda telah dilengkapi decoder H.265, yaitu dengan melihat buku panduannya atau lihat spesikasi model tersebut di internet seperti screenshot di atas dan di bawah ini. Atau tanyakan pada teknisi penjualnya

    Sony nampaknya lebih siap, hampir semua produk TV UHD / 4K nya telah dilengkapi dengan decoder H.265 ini, seperti screenshot berikut. 
    H.265 decoder pada TV UHD Sony
    Sedang merk lainnya, ada yang sudah terdapat decoder H.265 ini dan ada yang belum.

    Kesimpulan.
    Apa yang kami tulis sebagai persyaratan di atas, hanyalah bersifat anjuran saja. Jangan sampai membuat anda bingung, terutama tentang decoder H.265 karena memang sebagian TV UHD yang banyak dijual di pasaran belum memiliki decoder H.265 ini.
    .......................................................................
    Artikel Terkait:
    HDMI 2.0, standar baru HDMI untuk resolusi 4K@60 Hz
    TV digital yang menggunakan DVB-T2 (update - 2015)
    HDMI, jenis-jenis konektor HDMI
    Resolusi TV Digital
    Cara koneksi laptop ke TV Digital (HDTV) menggunakan kabel HDMI 
    Mengenal jenis-jenis proyektor 
    Untung rugi menggunakan proyektor sebagai home cinema
    Jenis-jenis TV LED berdasarkan lampu belakangnya (back-lit)
    OLED bag-1: Pengertian, jenis dan bagian-bagian OLED
    OLED bag-2: Teknologi, cara kerja, kelebihan dan kekurangan OLED

    HDMI 2.0, standar baru HDMI untuk resolusi 4K@60 Hz

    HDMI 2.0 telah dirilis pada 2013 lampau oleh forum HDMI. Ini merupakan standar baru HDMI untuk mendukung resolusi sinyal video 4K dengan frame rates hingga 60 frame per second (fps). Versi sebelumnya yaitu HDMI v1,4 yang saat ini banyak digunakan, bisa saja handle sinyal video 4K tapi hanya yang frame rates nya maksimal 30 fps saja. Sinyal video 4K@30Hz ini (istilah yang dipakai untuk menyatakan sinyal video resolusi 4K dengan frame rates 30 fps) masih belum dianggap sebagai sinyal video resolusi 4K yang "sempurna". Sinyal video 4K yang sempurna frame rates nya 60 fps atau di istilahkan dengan 4K@60Hz.

    Berikut fitur-fitur baru yang terdapat pada HDMI v2.0
    • Memiliki bandwidth hingga 18 Gbps, hampir dua kali lipat dibandingkan bandwidth yang ada pada HDMI v.1,4 yang hanya 10,2 Gbps.
    • Support resolusi video 4K@60 Hz, resolusi Ultra HD.
    • Support hingga 32 channel audio sehingga dapat mengendalikan speaker jauh lebih banyak lagi dibandingkan dengan pada perangkat home theater terhebat saat ini.
    • Sampling puncak frekuensi audio ditingkatkan hingga 1.536 kHz dari sebelumnya yang hanya 192 kHz yang biaasanya terdapat pada audio HD.
    • HDMI 2.0 juga support rasio layar ultra-wide displays 21:9.
    • Support CEC (Consumer Electronic Control), yang berarti kendali perangkat-perangkat elektronik dari satu titik kendali. Contoh kasus seperti ini. Misalkan kita memiliki beberapa perangkat elektronik yang terhubung satu sama lain menggunakan kabel HDMI. Kita ambil contoh seperti TV digital, stereo set, DVD player. Semua perangkat dalam keadaan mati / stand by. Kemudian kita menghidupkan DVD player dan memasukkan DVD film favorit, maka TV Digital kita dan stereo set pun secara otomatis akan hidup juga tanpa kita nyalakan secara manual. Awalnya fitur CEC ini hanya bekerja jika perangkat - perangkat elektronik yang saling terhubung tersebut berasal dari produsen yang sama. Namun seiring berjalannya waktu, fitur CEC juga bisa berfungsi pada perangkat -perangkat elektronik yang berbeda produsen. Tidak harus berasal dari satu merek.
    • Dan beberapa fitur lainnya.

    Berikut nama-nama fitur CEC pada masing-masing vendor elektronik.
      VendorIstilah CEC
      SonyBRAVIA Sync
       Samsung Anynet
      LGSimpLink
      MitsubishiNetCommand
      ToshibaREGZA-LINK
      PioneerKURO Link
      OnkyoRIHD (Remote
          Interactive
          over HDMI

      Di awal bulan April 2015 ini pula forum HDMI telah merilis update untuk HDMI 2.0, disebut dengan HDMI 2.0a. Terdapat penambahan fitur yaitu support HDR (High Dynamic Range) video. Fitur HDR ini biasa terdapat pada kamera smartphone, sebagai salah satu fitur pengambilan gambar.
      .......................................................................................................

      TV digital yang menggunakan DVB-T2 (update - 2015)

      Hingga awal tahun 2015 ini, khazanah tv digital yang sudah menggunakan DVB-T2 sebagai tuner sinyal tv nya, sudah semakin banyak. Dan yang cukup menggembirakan adalah di sebagian toko karyawannya sudah banyak yang mengerti ketika kita tanya tentang DVB-T2 ini. Dan bahkan mereka bisa menunjukkan mana saja dari produk yang mereka jual yang sudah menggunakan tuner DVB-T2 dan mana yang tidak.
      Dari sisi produsennya sebagian besar sudah mulai terbuka dengan spesifikasi produknya yang secara jelas mencantumkan DVB-T2 terhadap produk yang memang telah menggunakan tuner DVB-T2. Bahkan sebagian dari produsen TV Led tersebut, hampir semua produk TV Led yang dipajang di website resminya di Indonesia telah menggunakan tuner DVB-T2. 
      Berikut beberapa produsen TV Digital yang telah menggunakan tuner DVB-T2 di produk-produknya.

      1. LG
      Menurut informasi yang saya dapatkan semua produk TV Led LG produksi tahun 2014 sudah menggunakan tuner DVB-T2. Ini berarti kita tidak perlu repot-repot untuk mencari tahu apakan TV digitalnya sudah menggunakan tuner DVB-T2 atau belum.

      Berikut beberapa gambar yang kami ambil di toko ritel elektronik setempat yang menunjukkan produk tv led LG sudah menggunakan tuner DVB-T2 dalam promosi mereka.

      TV digital LG yang sudah menggunakan tuner DVB-T2


      TV digital LG yang sudah menggunakan tuner DVB-T2

      Bagi yang memang mencari TV Led yang menggunakan tuner DVB-T2, melihat promosi seperti gambar di atas tentu tidak akan membuat kita bertanya-tanya lagi. Tinggal membandingkan fitur-fitur lain yang ditawarkan sebelum mengambil keputusan untuk membelinya.

      Selain LG, berikut produsen lain yang mulai secara jelas menginformasikan produk tv digital mereka yang menggunakan tuner DVB-T2.


      2. Sharp.(www.sharp-indonesia.com)
      Di website resminya Sharp pun dengan jelas mencantumkan tulisan DVB-T2 untuk produk TV Led nya yang telah menggunakan tuner DVB-T2. Berikut screenshot dan daftar produk TV Digital Sharp yang telah menggunakan tuner DVB-T2.
      TV Led Sharp yang sudah menggunakan tuner DVB-T2


      InchiModelket
      40''LC-40LE660X-
      -LC-40LE360D2-
      50''LC-50LE460X-
      55''LC-55LE460X-
      60''LC-60LE360X-
      -LC-60LE660X-
      70''LC-70LE960X-
      -LC-70LE660X-
      -LC-70LE360X-
      80''LC-80LE960X-
      90''LC-90LE760X-

      3. Philips (www.philips.co.id)
      Spesifikasi produk tv digital Philips sangat enak di telusuri di website resminya di Indonesia. Sangat membantu konsumen. Berikut screenshot dan daftar produk TV digitall Philips yang telah menggunakan tuner DVB-T2.
      TV digital Philips yang menggunakan tuner DBV-T2


      SeriModelInch
      seri 500032PHT5109S/9832''
      -40PFT5109S/9840''
      -40PFT5509S/9840''
      -42PFT5509S/9842''
      -48PFT5509S/9848''
      -50PFT5109S/9850''
      -50PFT5509S/9850''
      -55PFT5509S/9855''
      -58PFT5309S/9858''
      seri 6000 42PFT6509S/9842''
      -55PFT6609S/9855''
      -65PFT6909S/9865''
      seri 800050PUT8509S/9850'' 4K
      -58PUT8509S/9858'' 4K
      -65PUT8609S/9865'' 4K
      Untuk produk TV digital Philips seri 3000 dan seri 4000 tidak menggunakan tuner DVB-T2.

      4. Panasonic (www.panasonic.com/id)
      Panasonic pun cukup gamblang merinci produk-produknya yang menggunaan tuner DVB-T2 di website resminya di Indonesia. Berikut screenshot dan daftar produk TV digital Panasonic yang telah menggunakan tuner DVB-T2.
      TV digital Panasonic yang menggunakan tuner DBV-T2


      InchiModelket
      42''VIERA TH-42AS700G-
      -VIERA TH-42AS630-
      -VIERA TH-L42E6G-
      -VIERA TH-L42ET60G-
      48''VIERA TH-48AX670G-
      50''VIERA TH-L50ET60G-
      -VIERA TH-L50E6G-
      -VIERA TH-L50DT60G-
      -VIERA TH-50AS630-
      -VIERA TH-50AS700G-
      55''VIERA TH-L55WT60G-
      -VIERA TH-55AS800G-
      -VIERA TH-55AX670G-
      60''VIERA TH-60AS700G-
      65''VIERA TH-65AX800G-
      85''VIERA TH-85X940G4K

      5. Sony.(www.sony.co.id)
      Di website resmi Sony Indonesia mereka secara khusus telah mengelompokkan produk TV Digital mereka yang telah menggunakan Tuner DVB-T2, yaitu seri W800B dan W700B. Berikut screenshot nya.
      TV Digital Sony yang menggunakan tuner DBV-T2
      Namun setelah kami cek di website resminya, ternyata tidak hanya seri W800B dan W700B saja yang  telah menggunakan tuner DBT-T2. Bahkan semua seri termasuk seri TV digital 4K / Ultra HD pun telah menggunakan tuner DVB-T2. Mungkin kini Sony merasa perlu memproduksi TV digital yang menggunakan tuner DVB-T2 disetiap produksi TV Digitalnya seperti pesaingnya LG.
      Berikut seluruh seri TV digital Sony yang telah menggunakan tuner DVB-T2 (berdasarkan informasi di website resmi Sony Indonesia bulan April 2015). Produk-produk ini masih aktif dan mungkin masih diproduksi.


      InchiModelket
      32KDL-32R300B-
      40KDL-40R350B-
      - KDL-40W600B-
      48KDL-48R470B-
      -KDL-48W600B-
      49KD-49X8500B-
      55KD-55X8500B-
      60KDL-60W600B-
      65KD-65X8500B-
      -KD-65X9000B-
      70KD-70X8500B-
      80KD-85X9500B-
        Yang tidak menggunakan tuner DVB-T2 hanya satu produk yaitu, KLV-32BX35A (32 inchi), masih analog.

        Demikian daftar TV digital yang sudah menggunakan tuner DVB-T2 yang kami ambil dari website resmi mereka di Indonesia (bukan website internasional mereka).
        Sayangnya untuk produsen TV Led seperti Samsung dan Toshiba, penulis belum bisa menemukan keterangan yang jelas di website resminya di Indonesia apakah produk TV digitalnya sudah ada yang menggunakan tuner DVB-T2.
        .........................................................................................................................................................................................
        Artikel Terkait:
        Daftar TV digital yang menggunakan DVB-T2
        - Siaran TV Digital
        - Antena TV Digital
        - Bikin sendiri antena TV Digital
        - Cara mendapatkan siaran TV Digital Terrestrial DVB-T2 
        Ketahui hal berikut ini sebelum anda membeli TV UHD / 4K
        OLED bag-1: Pengertian, jenis dan bagian-bagian OLED
        .................................................................................................................................................................................