Dispenser Polytron galon bawah dengan slider. Inovasi sederhana manfaat besar

Suatu hari saya melihat iklan di salah satu TV swasta tentang dispenser galon bawah merk dalam negeri, Polytron. Awalnya kami tidak begitu tertarik karena dispenser dengan galon di bawah bukan hal yang baru bagi kami. Kami telah menggunakan produk jenis ini beberapa tahun yang lalu di saat produk jenis ini pertama kali di luncurkan. Yang jelas bukan merk Polytron.

Dari iklan di TV tersebut saya merasa ada sesuatu yang unik dari dispenser galon bawah produksi PT Hartono Istana Teknologi ini. Yaitu adanya slider untuk landasan galonnya sehingga galon yang berisi air [dan pastinya berat], akan dengan mudah didorong masuk ke raknya. Sebuah inovasi yang sederhana namun sangat bermanfaat bagi konsumen.
Slider dudukan galon pada Hydra PWC 777
Memang dengan dispenser galon bawah kita tidak perlu lagi repot-repot mengangkat dan menaikkan galon ke atas dispenser. Namun setelah sekian lama kami menggunakan dispenser galon bawah, nampaknya perlu ada beberapa inovasi yang perlu dilakukan agar konsumen menjadi lebih nyaman lagi menggunakan jenis dispenser galon bawah ini.

Salah satu kesulitan tersebut adalah mendorong masuk galon yang penuh air ke dalam rak dispenser. Bagi anda yang sekarang menggunakan dispenser galon bawah merek lain akan merasakan adanya kesulitan saat memasukkan galon yang penuh berisi air minum ke dalam dispenser seperti yang saya ilustrasikan dengan gambar berikut.


Dispenser galon bawah tanpa slider tempat dudukan galon
Dispenser galon bawah tanpa slider tempat dudukan galon
Galon yang berisi air beratnya hampir 20 kg (sekitar 19 kg jika isi galon 19 liter). Benda seberat ini akan sulit didorong masuk ke dispenser begitu saja. Jika dipaksa dorong akan menyebabkan dispenser ikut terdorong ke belakang karena dispenser cukup ringan. Jika tidak hati-hati bagian belakang dispenser akan membentur dinding rumah. Bisa menyebabkan kerusakan pada dispenser.
Nampaknya kesulitan ini bisa di atasi dengan menempatkan slider di bagian bawah dispenser sebagai tempat dudukan galon. Seperti yang terdapat pada dispenser Hydra PWC 777 buatan Polytron ini
Berikut gambarnya.
Dispenser galon bawah Polytron Hydra PWC 777
Seperti yang dipromosikan, dengan dispenser ini kita mudah memasukkan galon cukup dengan 3 langkah:


  • Pull (Tarik Slidernya) - Put (Letakkan galonnya) - Push (Dorong kembali slidernya)

Kapasitas tangki yang besar, 6 liter.
Selain fitur slider galon, fitur lain yang ditawarkan dispenser ini adalah kapasitas tanki yang cukup besar yaitu 6 liter. Dengan kapasitas tangki sebesar ini cukup untuk menyediakan air minum keluarga selama 18 jam (keluarga dengan 4 anggota, dengan asumsi masing-masing membutuhkan 2 liter air).
Seperti kita ketahui, salah satu kekurangan jenis dispenser dengan galon bawah adalah saat listrik mati. Otomatis semua unit tidak bekerja termasuk pompa air yang memompakan air dari galon ke tanki penampungan di atas. Sekiranya listrik tempat anda mati nya lama, ada kemungkinan anda tidak bisa ambil air minum dari dispenser karena tangki penampungan tidak cukup menampung air karena kapasitasnya kecil.

Air Panas - Sedang - Dingin.
Seperti dispenser umumnya, dispenser Hydra juga dilengkapi untuk air panas, dingin dan sedang. Untuk air panas konsumsi listriknya 450 watt dan untuk air dingin konsumsi listriknys 98 watt.

Harga dan Spesifikasi:
Untuk harga nampaknya tidak berbeda jauh dengan merk lain berkisar di 2 jutaan rupiah juga. Beri spesifikasi Polytron Hydra PWC 777.
SpecPWC 777
Keluaran AirPanas-Normal-Dingin
WarnaPutih
Dimensi330 x 362 x 1137,5 mm
Berat19 kg
Konsumsi Daya:-
Dingin98 watt
Panas450 watt
Tegangan AC220 / 50 Hz

Salah satu kekurangan dispenser ini adalah tidak adanya pilihan warna. Nampaknya designer nya hanya tertarik dengan warna putih saja.
Jika berminat beli dispenser jenis ini, silahkan kunjungi toko elektronik terdekat di kota anda, atau bisa anda beli secara online di Lazada.

.................................................................................................................................................
Artikel terkait:
Jenis Dispenser Air Minum
Jenis dispenser air minum galon
Kendi, dispenser alami yang terlupakan
Berbagai jenis dispenser
Pompa air pada dispenser galon di bawah
.................................................................................................................................................

OLED bag-2: Teknologi, cara kerja, kelebihan dan kekurangan OLED

OLEDs dikatakan organik karena terbuat dari karbon dan hidrogen. OLEDs memancarkan cahaya sendiri dan dengan demikian tidak memerlukan sumber cahaya lain (backlight) untuk menghidupkannya. Lain halnya dengan LCD yang membutuhkan backlight untuk membuatnya bekerja. Ini adalah alasan utama konsumsi daya yang lebih rendah pada OLEDs dibandingkan pada LCD. Dengan tidak adanya unit backlight, display OLED dapat lebih ramping dari display LCD.
Berikut contoh HDTV OLED produk LG menunjukkan badan TV yang begitu tipis.
HDTV OLED dari LG (LG 55EM9600)
HDTV OLED dari LG (LG 55EM9600)
Teknologi pembuatan OLED.
Bagian terpenting dalam pembuatan OLED ini adalah memasang lapisan-lapisan organik pada lapisan substrate nya. Hal ini bisa dilakukan dengan 3 cara.

1. Metode Vacuum Deposition atau  Vacuum Thermal Evaporation (VTE).
Di dalam ruang hampa, molekul organik dipanaskan dengan hati-hati supaya menguap dan dibiarkan mengembun sehingga membentuk lapisan film tipis di atas lapisan substrat yang didinginkan. Poses ini dianggap mahal dan kurang efisien.

2. Metode Organic Vapor Phase deposition (OVPD).
Pada metode ini menggunakan gas pembawa (carrier gas) untuk memindahkan uap molekul organik kepada lapisan substrate yang didinginkan, di mana molekul organik ini di embunkan membentuk lapisan film tipis. Proses ini dilakukan pada ruang reaktor panas bersekat dengan tekanan rendah.
Metode menggunakan gas pembawa ini dianggap meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya penbuatan OLED.

3. Metode inkjet printing.
Metode ini seperti menggunakan printer inkjet, OLED disemprotkan ke atas substrat seperti halnya tinta yang disemprotkan ke kertas. Teknologi inkjet sangat mengurangi biaya pembuatan OLED dan juga memungkinkan OLEDs dicetak ke lapisan film yang sangat besar untuk membuat layar tampilan yang besar seperti layar TV 80 inci atau billboard elektronik.

Cara kerja OLED dalam memancarkan cahaya.
OLED memancarkan cahaya sama seperti komponen LED, dengan proses yang dinamakan electrophosphorescence.
Prosesny seperti gambar berikut:


Ilustrasi cara kerja OLED dalam memancarkan cahaya
Ilustrasi cara kerja OLED dalam memancarkan cahaya
(courtesy of www.howstuffworks.com
)
  1. Arus listrik mengalir dari lapisan katoda menuju lapisan anoda melalui lapisan molekul organik. Lapisan Katoda memberikan elektron kepada lapisan organik emissive. 
  2. Kemudian lapisan Anoda membuang elektron dari lapisan organik konduktif. (dengan kata lain hal ini sama saja dengan memberikan “lubang elektron” ke pada lapisan organik konduktif.
  3. Ketika berada di batas antara lapisan emissif dan konduktif, elektron-elektron menemukan “lubang elektron”. Kemudian elektron-elektron pun mengisi lubang elektron tersebut sambil mengeluarkan energi dalam bentuk photon cahaya. Dan OLED pun memancarkan cahaya.

Note:
  • Warna cahaya yang dipancarkan tergantung jenis molekul organik yang digunakan pada lapisan emisif. Produsen menggunakan beberapa jenis lapisan organik pada sebuah OLED.
  • Kecerahan cahaya (Brightness) OLED ditentukan oleh tinggi rendahnya arus listrik yang diterima. Semakin banyak arus listrik, akan semakin cerah cahaya OLED. 
Kelebihan dan kekurangan OLED.

Kelebihan.
  • Lapisan substrat dan organic OLED lebih tipis, ringan dan flexibel dibandingkan lapisan crystalin pada layar tampilan LED /  LCD.
  • OLED lebih terang / cerah dibanding LCD
  • OLED tidak membutuhkan sumber lampu belakang (backlight) sedangkan LED/LCD membutuhkan backlight karena tidak bisa menghasilkan cahaya sendiri.
  • OLED lebih hemat energi dibandingkan LED/LCD. diantaranya karena tidak membutuhkan sumber cahaya lain (bakclight)
  • OLED lebih mudah diproduksi untuk ukuran yang besar.
  • OLED memiliki sudut pandang yang luas karena OLED memancarkan cahaya sendiri.
Kekurangan.
  • Usia (lifetime). OLED merah dan hijau memiliki usia panjang (46.000 – 230.000 jam) sedangkan OLED biru usianya lebih pendek sampai 14.000 jam saja.
  • Mahal. Saat ini proses produksinya masih mahal.
  • Air. Sangat mudah rusak jika terkena air.
..............................................................................................................................................
Artikel terkait:
OLED bag-1: Pengertian, jenis dan bagian-bagian OLED
Apa beda LED, OLED, AMOLED
Jenis-jenis TV LED berdasarkan lampu belakangnya (back-lit)
Koneksi smartphone ke HDTV dengan MHL
Ketahui hal berikut ini sebelum anda membeli TV UHD / 4K
..............................................................................................................................................

OLED bag-1: Pengertian, jenis dan bagian-bagian OLED

Teknologi OLED dengan segala keunggulannya diharapkan membuat perubahan yang signifikan di masa mendatang. Tidak hanya dalam dunia layar tampilan tapi juga ke dunia lain, seperti lampu penerangan dari OLED misalnya.

Bayangkan anda memiliki HDTV 70 – 80 inch, yang sangat tipis dan ringan, hemat energy, jika tidak dipakai bisa anda gulung. Atau mungkin pada mug (cangkir) atau baju anda yang terdapat layar OLED. Atau anda memiliki komputer dengan layar yang transparan.

Tanda-tanda ke arah itu sudah bisa saksikan hari ini. Para produsen berlomba-lomba memanfaatkan keunggulan teknologi OLED ini. Sebagai contoh hadirnya HDTV Curve. Sebuah TV HD dengan layar melengkung. Atau smartphone Samsung S6 Edge dengan layar yang melengkung di kedua sisi nya. Ini menunjukkan kepada kita salah satu keunggulan dari layar tampilan OLED yaitu elastis.
Layar tampilan transparan OLED dar LG
Layar tampilan transparan OLED dar LG
(courtesy of LG)
Apa itu OLED?
Oled (Organic- Light Emitting Diode) adalah sebuah komponen semikonduktor yang solid seperti halnya komponen LED (Light Emitting Diode) yang dibuat dengan menyisipkan beberapa lembar lapisan tipis organik diantara dua konduktor. Jika di aliri arus maka OLED akan menyala. OLED tidak membutuhkan sumber cahaya lain seperti halnya LCD yang membutuhkan backlight sebagai sumber cahayanya. 
Ukuran OLED sangat kecil sekitar 100 - 500 nanometer atau kira-kira 200 kali lebih kecil dari rambut anda.

Bagian-bagian OLED.
Sebuah OLED memiliki beberapa lapisan. Ada yang memiliki 2 atau 3 lapisan organik.
Berikut laipsan-lapisan yang membangun sebuah OLED.

- Substrate.
Ini adalah lapisan dasar OLED yang terbuat dari kaca atau plastik bening atau foil.

- Lapisan Anoda.
Lapisan ini akan melepaskan elektron jika dilewati arus listrik.
-->
- Lapisan Konduktif.
Ini adalah lapisan organik pertama yang terbuat dari molekul plastik organik. Lapisan ini berfungsi memindahkan “lobang elektron” dari lapisan anoda. Lapisan polymer konduktif yang digunakan pada lapisan ini adalah polyaniline.

- Lapisan Emisif (Emissive Layer).
Ini adalah lapisan organik ke dua yang terbuat dari molekul plastik organik, namun 
berbeda jenisnya dari molekul plastik organik yang digunakan pada lapisan konduktif. Lapisan ini berfungsi memindahkan elektron dari lapisan katoda. Di sini cahaya OLED di hasilkan. Lapisan polymer yang digunakan pada lapisan emisif ini adalah polyfluorene.

- Lapisan Katoda.
Lapisan ini bisa transparan bisa juga tidak tergantung pada jenis OLED yang akan di buat. Lapisan katoda ini akan menyuntikkan elektron-elektron saat OLED dilewati arus listrik.

Berikut ilustrasi lapisan-lapisan material sebuah OLED.
Ilustrasi komponen struktur OLED
Ilustrasi struktur komponen OLED
(courtesy of www.howstuffworks.com
)
Komponen-komponen OLED di atas adalah contoh untuk OLED dengan dua lapisan organik. Perlu diketahui juga OLED ada yang terdiri dari 3 lapisan organik.

Jenis-jenis OLED.
Ada beberapa jenis OLED.
Berdasarkan kontrol elektroniknya OLED dibagi 2, yaitu:
- PMOLED – Passive Matrix OLED
- AMOLED – Active Matrix OLED

Berdasarkan fungsinya OLED dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Transparent OLED
- Top Emitting OLED
- Foldable OLED
- White OLED

1. PMOLED.
Jenis ini tersusun dari beberapa batang katoda, lapisan organik dan beberapa batang anoda. Batang-batang anoda disusun tegak lurus terhadap batang-batang katoda. Perpotongan antara batang katoda dan anoda membentuk piksel yang memancarkan cahaya ketika di beri arus listrik. Rangkaian di luar OLED ini berfungsi mengatur batang mana dari lapisan katoda dan anoda yang harus di aliri listrik sehingga pikselnya memancarkan cahaya dan batang mana yang tidak di aliri listrik sehingga pikselnya tetap off, gelap. Berikut ilustrasi struktur bangun PMOLED.
Ilustrasi struktur Passive Matrix OLED
Ilustrasi struktur Passive Matrix OLED
(courtesy of www.howstuffworks.com)
PMOLED cukup mudah pembuatannya, namun jenis OLED ini banyak memakan daya listrik karenanya, PMOLED cocok untuk tampilan text atau icon dengan ukuran layar sekitar 2 – 3 inchi saja, seperti pada ponsel-ponsel lawas, atau pada MP3 player. Namun demikian konsumsi daya listrik OLED dengan kontrolnya, tetap lebih hemat dibandingkan dengan panel LCD.
Layar PMOLED pada MP3 Player
Layar PMOLED pada MP3 Player
(courtersy of www.oled-info.com)
2. AMOLED.
AMOLED memiliki lapisan katoda, lapisan molekul organik dan lapisan anoda secara utuh (maksudnya tidak berbentuk batangan-batangan seperti pada PMOLED). Namun lapisan anodanya di beri lapisan TFT (Thin Film Transistor) yang tersusun membentuk matrix.
Susunan TFT ini berfungsi menentukan pixel mana yang akan di hidupkan (sehingga menghasilkan cahaya) dan yang mana di matikan (gelap). Berikut ilustrasi struktur bangun AMOLED.
Ilustrasi struktur Active Matrix OLED
Ilustrasi struktur Active Matrix OLED
(courtesy of www.howstuffworks.com
)

AMOLED membutuhkan daya yang lebih kecil dibandingkan pada PMOLED, karena susunan TFT mengandung kapasitor yang bisa menyimpan arus listrik. Sehingga OLED jenis ini lebih efisien jika dibuat layar tampilan yang berukuran besar.

Jenis ini yang sekarang banyak di kembangkan oleh para produsen gadget atau HDTV. Beberapa smartphone dan HDTV / UHDTV terbaru menggunakan AMOLED sebagai layar nya. Bahkan Samsung telah mengeluarkan jenis layar jenis Super Amoled dan Super Amoled Plus sebagai pengembangan dari AMOLED.
Layar Super Amoled Plus pada Samsung galaxy Tab 7.7
Layar Super Amoled Plus pada Samsung galaxy Tab 7.7
(courtesy of Samsung)
3. Transparent OLED.
Jenis ini tersusun dari lapisan-lapisan yang transparan, baik itu lapisan substrat, lapisan katoda atau anoda. Jika dalam posisi OFF, transparansinya 85 persen dari lapisan substratnya  dan jika dalam keadaan ON, OLED akan melewatkan cahaya dari depan atau dari belakang OLED. Berikut ilustrasi struktur bangun Transparent OLED.
Ilustrasi struktur Transparant OLED
Ilustrasi struktur Transparant OLED
(courtesy of www.howstuffworks.com
)
Transparent OLED ini bisa berjenis AMOLED atau PMOLED. Penggunaanya dilekatkan pada kaca depan mobil sebagai Heads-up display, membantu navigasi sopir seperti gambar berikut.
Penerapan transparent OLED sebagai Heads-Up display pada kaca depan mobil
Heads-Up display pada kaca depan mobil
(courtesy of www.builtingps.com
 )
Heads-Up Displays adalah sebuah layar tembus pandang yang memberikan data kepada pengguna tanpa mengalihkan sudut pandang pengguna.

4. Top Emitting OLED.
Jenis ini memiliki lapisan substrat yang kabur (buram) ataupun mengkilap / memantulkan. Cocok untuk disain AMOLED. Berikut ilustrasi struktur bangun Top Emitting OLED.
Ilustrasi struktur bangun Top Emitting OLED
Ilustrasi struktur Top Emitting OLED
(courtesy of www.howstuffworks.com
)
5. Flexible OLED.
Flexible OLED adalah jenis OLED yang fleksibel / lentur. OLED jenis ini didasarkan pada lapisan substrat yang fleksibel seperti plastik atau metal yang fleksibel dan akan menghasilkan OLED yang lebih ringan, tipis dan handal, lagi pula bahan ini anti pecah.
Layar OLED Fleksibel / lentur
Layar tampilan fleksibel dari Samsung
Smartphone atau perangkat mobile yang menggunakan OLED jenis ini layar tampilannya tidak gampang rusak alias anti pecah. Dengan teknologi Flexible OLED ini, suatu hari nanti akan kita temukan layar tampilan sebuah perangkat yang bisa digulung (rollable), dibengkokkan (bendable) dan dilipat (foldable).


Layar OLED LG yang bisa digulung
Layar OLED yang bisa di gulung
(courtesy of LG)
Smartphone LG dengan layar OLED fleksibel
Layar smartphone LG yang bisa dilipat dan dibengkokkan
(
courtesy of LG)
Ke dua gambar di atas adalah gambar prototype layar tampilan fleksibel dari SONY (atas) dan LG smartphone (bawah).
Kelak OLED dari jenis ini pula akan ada layar display bisa diproduksi diatas lembaran kain untuk membuat jenis “baju pintar” yang didalamnya terdapat GPS – Ponsel – dan chip komputer.

6. White OLED (OLED Lighting).
Ini adalah jenis OLED yang memancarkan cahaya putih yang sangat terang dan merata. OLED jenis ini ditujukan untuk penerangan yang kelak diharapkan dapat menggantikan jenis lampu yang sekarang ada. Jika lampu terbuat dari OLED pastinya akan sangat hemat listrik dari lampu jenis apapun. Ukuran nya pun akan sangat bervariasi tergantung kebutuhan. Yang pasti kita bisa memiliki lampu yang besar dan hemat energi. Berikut contoh produk lampu dari white OLED. Sebuah lampu belajar.
lapu belajar dari OLED
Lampu belajar dari OLED
(courtesy of www.news.oled-display.net
)
Pada lampu dari White OLED ada juga yang bisa dibuat lentur. Jadinya lampu lentur OLED seperti contoh produk berikut dari LG.
Lampu fleksibel OLED prototype dari LG Chem
Lampu fleksibel OLED prototype dari LG Chem
(courtesy of LG Chem)
Tentu akan sangat menyenangkan punya lampu tipis, setipis kertas karton, lentur bisa ditekuk dan bisa diletakkan di mana saja tanpa makan tempat, dan yang pasti sangat hemat listrik. Tunggu saja keajaiban ini muncul dihadapan kita.

Bersambung ke OLED bag-2.
..............................................................................................................................................
Artikel terkait:
Apa beda LED, OLED, AMOLED
Jenis-jenis TV LED berdasarkan lampu belakangnya (back-lit)
Ketahui hal berikut ini sebelum anda membeli TV UHD / 4K
Koneksi smartphone ke HDTV dengan MHL
OLED bag-2: Teknologi, cara kerja, kelebihan dan kekurangan OLED
..............................................................................................................................................

Apa beda LED, OLED, AMOLED

LED, OLED dan AMOLED merupakan tiga dari sekian banyak jenis teknologi layar tampilan. Kita bahas tiga jenis ini kerena ketiga jenis inilah yang banyak digunakan di berbagai perangkat elektronik yang dijual di pasaran saat ini terutama TV dan smartphone / tablet. Di samping itu fokus pembahasan pada ketiga jenis teknolgi tampilan karena namanya hampir sama, sama-sama menggunakan istilah LED yang mungkin saja berpotensi membingungkan konsumen.

1. LED.
Singkatan dari Light Emitting Dioda, yang mempunyai arti dioda yang memancarkan cahaya. Apakah layar TV LED berarti terbuat dari sekumpulan LED? Sama sekali tidak. LED yang digunakan hanya sebagai sumber cahaya latar saja. Sebagai Back-Lit saja. Sedangkan layar TV nya tetap terbuat dari panel LCD (Liquid Crystal Display) sama seperti pada TV LCD. Sedangkan TV LCD menggunakan CCFL (Cold-Cathode Fluorescent Lamp) sebagai sumber cahaya latar nya. Jadi sebenarnya TV LED ini adalah jenis TV LCD yang mengguakan LED sebagai back-lit nya. Pada perkembangannya jenis TV LED memiliki beberapa teknologi seperti pada tulisan sebelumnya, tentang jenis-jenis TV LED.

2. OLED.
Singkatan dari Organic-Light Emitting Dioda. Sejenis LED dimana lapisan yang memancarkan cahayanya terbuat dari senyawa organic (carbon) dan akan memancarkan cahaya jika diberi arus listrik. Terdapat perbedaan mendasar antara layar OLED dengan layar LED atau LCD.
Layar tampilan OLED

Pada TV LCD, panel LCD tidak bisa memancarkan cahaya sendiri. Ia membutuhkan sumber cahaya dari luar untuk menerangi panel LCD nya. TV LCD lawas menggunakan CCFL sebagai back-lit nya dan TV LCD sekarang menggunakan LED sebagai back-lit nya (dinamakan TV LED).
Sedangkan layar dari OLED, tidak membutuhkan sumber cahaya dari luar. Ia dapat memancarkan cahaya sendiri jika dialiri listrik. Ini berarti, layar TV dari OLED bisa sangat tipis dan ringan serta rasio kontras nya sangat tinggi dibandingkan dengan TV LCD (baik backlit-nya CCFL ataupun LED).

3. AMOLED.
Singkatan dari Active Matrix Organic Light Emitting Diode, atau mudahnya Active Matrix OLED. Ini merupakan salah satu jenis OLED yang banyak digunakan saat ini.
OLED berdasarkan kontrol elektroniknya terbagi dua, yaitu:
  1. Passive Matrix OLED disingkat  PMOLED
  2. Active Matrix OLED disingkat AMOLED

Sebuah layar PMOLED menggunakan skema kontrol yang sederhana. Masing-masing baris dan kolom dikontrol suplai listrik secara bergantian. Setiap pixel hanya bisa menyala dalam satu waktu sehingga untuk membentuk sebuah gambar, pixel harus dihidupkan secara bergantian dengan sangat cepat. Mirip dengan teknologi interlacing pada resolusi TV.
Kekurangan layar PMOLED ini tidak bisa dibuat ukuran yang besar. Ukuran terbesar layar PMOLED hanya 3 inch saja. Tidak bisa lebih dari itu karena akan mengkonsumsi daya sangat besar serta kontrol yang sangat rumit.
PMOLED banyak dipakai pada perangkat dengan layar yang kecil, seperti MP3 player.

Layar AMOLED mendapat perhatian besar dan dianggap jenis layar tampilan masa depan. Layar AMOLED menggunakan skema kontrol TFT (Thin Film Transistor) yang masing-masing memiliki kapasitor penyimpan sehingga pixel akan tetap menyala (selama dibutuhkan). Dengan teknologi TFT ini, layar AMOLED sangat efisien daya listrik sehingga dapat dibuat layar AMOLED dengan ukuran yang besar.
Penggunaannya sudah mulai banyak mulai dari smartphone hingga TV layar besar. Samsung misalnya menggunakan layar AMOLED untuk smartphone andalannya. Termasuk produk Samsung terakhir Galaxy S6 - S6 EDGE - Note 4, menggunakan AMOLED sebagai layar displaynya. Tidak ketinggalan perusahaan-perusahaan lainpun turut nenggunakan layar AMOLED pada produk terbaru mereka, sepert SONY, Motorola, Microsoft bahkan Apple.
Berikut ilustrasi AMOLED dan PMOLED.
AMOLED dan PMOLED


................................................................................................................................................
Artikel Terkait:
Resolusi TV Digital
Jenis-jenis TV 3D
Smart TV, apa itu Smart TV?
Microwave dan Oven, apa bedanya?
Jenis-jenis TV LED berdasarkan lampu belakangnya (back-lit)
OLED bag-1: Pengertian, jenis dan bagian-bagian OLED
OLED bag-2: Teknologi, cara kerja, kelebihan dan kekurangan OLED
................................................................................................................................................