Teknologi OLED dengan segala keunggulannya diharapkan membuat perubahan yang signifikan di masa mendatang. Tidak hanya dalam dunia layar tampilan tapi juga ke dunia lain, seperti lampu penerangan dari OLED misalnya.
Bayangkan anda memiliki HDTV 70 – 80 inch, yang sangat tipis dan ringan, hemat energy, jika tidak dipakai bisa anda gulung. Atau mungkin pada mug (cangkir) atau baju anda yang terdapat layar OLED. Atau anda memiliki komputer dengan layar yang transparan.
Tanda-tanda ke arah itu sudah bisa saksikan hari ini. Para produsen berlomba-lomba memanfaatkan keunggulan teknologi OLED ini. Sebagai contoh hadirnya HDTV Curve. Sebuah TV HD dengan layar melengkung. Atau smartphone Samsung S6 Edge dengan layar yang melengkung di kedua sisi nya. Ini menunjukkan kepada kita salah satu keunggulan dari layar tampilan OLED yaitu elastis.
Apa itu OLED?
Oled (Organic- Light Emitting Diode) adalah sebuah komponen semikonduktor yang solid seperti halnya komponen LED (Light Emitting Diode) yang dibuat dengan menyisipkan beberapa lembar lapisan tipis organik diantara dua konduktor. Jika di aliri arus maka OLED akan menyala. OLED tidak membutuhkan sumber cahaya lain seperti halnya LCD yang membutuhkan backlight sebagai sumber cahayanya.
Ukuran OLED sangat kecil sekitar 100 - 500 nanometer atau kira-kira 200 kali lebih kecil dari rambut anda.
Bagian-bagian OLED.
Sebuah OLED memiliki beberapa lapisan. Ada yang memiliki 2 atau 3 lapisan organik.
Berikut laipsan-lapisan yang membangun sebuah OLED.
- Substrate.
Ini adalah lapisan dasar OLED yang terbuat dari kaca atau plastik bening atau foil.
- Lapisan Anoda.
Lapisan ini akan melepaskan elektron jika dilewati arus listrik.
-->
- Lapisan Konduktif.
Ini adalah lapisan organik pertama yang terbuat dari molekul plastik organik. Lapisan ini berfungsi memindahkan “lobang elektron” dari lapisan anoda. Lapisan polymer konduktif yang digunakan pada lapisan ini adalah polyaniline.
- Lapisan Emisif (Emissive Layer).
Ini adalah lapisan organik ke dua yang terbuat dari molekul plastik organik, namun
berbeda jenisnya dari molekul plastik organik yang digunakan pada lapisan konduktif. Lapisan ini berfungsi memindahkan elektron dari lapisan katoda. Di sini cahaya OLED di hasilkan. Lapisan polymer yang digunakan pada lapisan emisif ini adalah polyfluorene.
- Lapisan Katoda.
Lapisan ini bisa transparan bisa juga tidak tergantung pada jenis OLED yang akan di buat. Lapisan katoda ini akan menyuntikkan elektron-elektron saat OLED dilewati arus listrik.
Berikut ilustrasi lapisan-lapisan material sebuah OLED.
Komponen-komponen OLED di atas adalah contoh untuk OLED dengan dua lapisan organik. Perlu diketahui juga OLED ada yang terdiri dari 3 lapisan organik.
Jenis-jenis OLED.
Ada beberapa jenis OLED.
Berdasarkan kontrol elektroniknya OLED dibagi 2, yaitu:
- PMOLED – Passive Matrix OLED
- AMOLED – Active Matrix OLED
Berdasarkan fungsinya OLED dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Transparent OLED
- Top Emitting OLED
- Foldable OLED
- White OLED
1. PMOLED.
Jenis ini tersusun dari beberapa batang katoda, lapisan organik dan beberapa batang anoda. Batang-batang anoda disusun tegak lurus terhadap batang-batang katoda. Perpotongan antara batang katoda dan anoda membentuk piksel yang memancarkan cahaya ketika di beri arus listrik. Rangkaian di luar OLED ini berfungsi mengatur batang mana dari lapisan katoda dan anoda yang harus di aliri listrik sehingga pikselnya memancarkan cahaya dan batang mana yang tidak di aliri listrik sehingga pikselnya tetap off, gelap. Berikut ilustrasi struktur bangun PMOLED.
PMOLED cukup mudah pembuatannya, namun jenis OLED ini banyak memakan daya listrik karenanya, PMOLED cocok untuk tampilan text atau icon dengan ukuran layar sekitar 2 – 3 inchi saja, seperti pada ponsel-ponsel lawas, atau pada MP3 player. Namun demikian konsumsi daya listrik OLED dengan kontrolnya, tetap lebih hemat dibandingkan dengan panel LCD.
2. AMOLED.
AMOLED memiliki lapisan katoda, lapisan molekul organik dan lapisan anoda secara utuh (maksudnya tidak berbentuk batangan-batangan seperti pada PMOLED). Namun lapisan anodanya di beri lapisan TFT (Thin Film Transistor) yang tersusun membentuk matrix.
Susunan TFT ini berfungsi menentukan pixel mana yang akan di hidupkan (sehingga menghasilkan cahaya) dan yang mana di matikan (gelap). Berikut ilustrasi struktur bangun AMOLED.
AMOLED membutuhkan daya yang lebih kecil dibandingkan pada PMOLED, karena susunan TFT mengandung kapasitor yang bisa menyimpan arus listrik. Sehingga OLED jenis ini lebih efisien jika dibuat layar tampilan yang berukuran besar.
Jenis ini yang sekarang banyak di kembangkan oleh para produsen gadget atau HDTV. Beberapa smartphone dan HDTV / UHDTV terbaru menggunakan AMOLED sebagai layar nya. Bahkan Samsung telah mengeluarkan jenis layar jenis Super Amoled dan Super Amoled Plus sebagai pengembangan dari AMOLED.
3. Transparent OLED.
Jenis ini tersusun dari lapisan-lapisan yang transparan, baik itu lapisan substrat, lapisan katoda atau anoda. Jika dalam posisi OFF, transparansinya 85 persen dari lapisan substratnya dan jika dalam keadaan ON, OLED akan melewatkan cahaya dari depan atau dari belakang OLED. Berikut ilustrasi struktur bangun Transparent OLED.
Transparent OLED ini bisa berjenis AMOLED atau PMOLED. Penggunaanya dilekatkan pada kaca depan mobil sebagai Heads-up display, membantu navigasi sopir seperti gambar berikut.
Heads-Up Displays adalah sebuah layar tembus pandang yang memberikan data kepada pengguna tanpa mengalihkan sudut pandang pengguna.
4. Top Emitting OLED.
Jenis ini memiliki lapisan substrat yang kabur (buram) ataupun mengkilap / memantulkan. Cocok untuk disain AMOLED. Berikut ilustrasi struktur bangun Top Emitting OLED.
5. Flexible OLED.
Flexible OLED adalah jenis OLED yang fleksibel / lentur. OLED jenis ini didasarkan pada lapisan substrat yang fleksibel seperti plastik atau metal yang fleksibel dan akan menghasilkan OLED yang lebih ringan, tipis dan handal, lagi pula bahan ini anti pecah.
Smartphone atau perangkat mobile yang menggunakan OLED jenis ini layar tampilannya tidak gampang rusak alias anti pecah. Dengan teknologi Flexible OLED ini, suatu hari nanti akan kita temukan layar tampilan sebuah perangkat yang bisa digulung (rollable), dibengkokkan (bendable) dan dilipat (foldable).
6. White OLED (OLED Lighting).
Ini adalah jenis OLED yang memancarkan cahaya putih yang sangat terang dan merata. OLED jenis ini ditujukan untuk penerangan yang kelak diharapkan dapat menggantikan jenis lampu yang sekarang ada. Jika lampu terbuat dari OLED pastinya akan sangat hemat listrik dari lampu jenis apapun. Ukuran nya pun akan sangat bervariasi tergantung kebutuhan. Yang pasti kita bisa memiliki lampu yang besar dan hemat energi. Berikut contoh produk lampu dari white OLED. Sebuah lampu belajar.
Pada lampu dari White OLED ada juga yang bisa dibuat lentur. Jadinya lampu lentur OLED seperti contoh produk berikut dari LG.
Tentu akan sangat menyenangkan punya lampu tipis, setipis kertas karton, lentur bisa ditekuk dan bisa diletakkan di mana saja tanpa makan tempat, dan yang pasti sangat hemat listrik. Tunggu saja keajaiban ini muncul dihadapan kita.
Bersambung ke OLED bag-2.
..............................................................................................................................................
Artikel terkait:
- Apa beda LED, OLED, AMOLED
- Jenis-jenis TV LED berdasarkan lampu belakangnya (back-lit)
- Ketahui hal berikut ini sebelum anda membeli TV UHD / 4K
- Koneksi smartphone ke HDTV dengan MHL
- OLED bag-2: Teknologi, cara kerja, kelebihan dan kekurangan OLED
..............................................................................................................................................
Bayangkan anda memiliki HDTV 70 – 80 inch, yang sangat tipis dan ringan, hemat energy, jika tidak dipakai bisa anda gulung. Atau mungkin pada mug (cangkir) atau baju anda yang terdapat layar OLED. Atau anda memiliki komputer dengan layar yang transparan.
Tanda-tanda ke arah itu sudah bisa saksikan hari ini. Para produsen berlomba-lomba memanfaatkan keunggulan teknologi OLED ini. Sebagai contoh hadirnya HDTV Curve. Sebuah TV HD dengan layar melengkung. Atau smartphone Samsung S6 Edge dengan layar yang melengkung di kedua sisi nya. Ini menunjukkan kepada kita salah satu keunggulan dari layar tampilan OLED yaitu elastis.
Layar tampilan transparan OLED dar LG (courtesy of LG) |
Oled (Organic- Light Emitting Diode) adalah sebuah komponen semikonduktor yang solid seperti halnya komponen LED (Light Emitting Diode) yang dibuat dengan menyisipkan beberapa lembar lapisan tipis organik diantara dua konduktor. Jika di aliri arus maka OLED akan menyala. OLED tidak membutuhkan sumber cahaya lain seperti halnya LCD yang membutuhkan backlight sebagai sumber cahayanya.
Ukuran OLED sangat kecil sekitar 100 - 500 nanometer atau kira-kira 200 kali lebih kecil dari rambut anda.
Bagian-bagian OLED.
Sebuah OLED memiliki beberapa lapisan. Ada yang memiliki 2 atau 3 lapisan organik.
Berikut laipsan-lapisan yang membangun sebuah OLED.
- Substrate.
Ini adalah lapisan dasar OLED yang terbuat dari kaca atau plastik bening atau foil.
- Lapisan Anoda.
Lapisan ini akan melepaskan elektron jika dilewati arus listrik.
- Lapisan Konduktif.
Ini adalah lapisan organik pertama yang terbuat dari molekul plastik organik. Lapisan ini berfungsi memindahkan “lobang elektron” dari lapisan anoda. Lapisan polymer konduktif yang digunakan pada lapisan ini adalah polyaniline.
- Lapisan Emisif (Emissive Layer).
Ini adalah lapisan organik ke dua yang terbuat dari molekul plastik organik, namun
berbeda jenisnya dari molekul plastik organik yang digunakan pada lapisan konduktif. Lapisan ini berfungsi memindahkan elektron dari lapisan katoda. Di sini cahaya OLED di hasilkan. Lapisan polymer yang digunakan pada lapisan emisif ini adalah polyfluorene.
- Lapisan Katoda.
Lapisan ini bisa transparan bisa juga tidak tergantung pada jenis OLED yang akan di buat. Lapisan katoda ini akan menyuntikkan elektron-elektron saat OLED dilewati arus listrik.
Berikut ilustrasi lapisan-lapisan material sebuah OLED.
Ilustrasi struktur komponen OLED (courtesy of www.howstuffworks.com) |
Ada beberapa jenis OLED.
Berdasarkan kontrol elektroniknya OLED dibagi 2, yaitu:
- PMOLED – Passive Matrix OLED
- AMOLED – Active Matrix OLED
Berdasarkan fungsinya OLED dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Transparent OLED
- Top Emitting OLED
- Foldable OLED
- White OLED
1. PMOLED.
Jenis ini tersusun dari beberapa batang katoda, lapisan organik dan beberapa batang anoda. Batang-batang anoda disusun tegak lurus terhadap batang-batang katoda. Perpotongan antara batang katoda dan anoda membentuk piksel yang memancarkan cahaya ketika di beri arus listrik. Rangkaian di luar OLED ini berfungsi mengatur batang mana dari lapisan katoda dan anoda yang harus di aliri listrik sehingga pikselnya memancarkan cahaya dan batang mana yang tidak di aliri listrik sehingga pikselnya tetap off, gelap. Berikut ilustrasi struktur bangun PMOLED.
Ilustrasi struktur Passive Matrix OLED (courtesy of www.howstuffworks.com) |
Layar PMOLED pada MP3 Player (courtersy of www.oled-info.com) |
AMOLED memiliki lapisan katoda, lapisan molekul organik dan lapisan anoda secara utuh (maksudnya tidak berbentuk batangan-batangan seperti pada PMOLED). Namun lapisan anodanya di beri lapisan TFT (Thin Film Transistor) yang tersusun membentuk matrix.
Susunan TFT ini berfungsi menentukan pixel mana yang akan di hidupkan (sehingga menghasilkan cahaya) dan yang mana di matikan (gelap). Berikut ilustrasi struktur bangun AMOLED.
Ilustrasi struktur Active Matrix OLED (courtesy of www.howstuffworks.com) |
AMOLED membutuhkan daya yang lebih kecil dibandingkan pada PMOLED, karena susunan TFT mengandung kapasitor yang bisa menyimpan arus listrik. Sehingga OLED jenis ini lebih efisien jika dibuat layar tampilan yang berukuran besar.
Jenis ini yang sekarang banyak di kembangkan oleh para produsen gadget atau HDTV. Beberapa smartphone dan HDTV / UHDTV terbaru menggunakan AMOLED sebagai layar nya. Bahkan Samsung telah mengeluarkan jenis layar jenis Super Amoled dan Super Amoled Plus sebagai pengembangan dari AMOLED.
Layar Super Amoled Plus pada Samsung galaxy Tab 7.7 (courtesy of Samsung) |
Jenis ini tersusun dari lapisan-lapisan yang transparan, baik itu lapisan substrat, lapisan katoda atau anoda. Jika dalam posisi OFF, transparansinya 85 persen dari lapisan substratnya dan jika dalam keadaan ON, OLED akan melewatkan cahaya dari depan atau dari belakang OLED. Berikut ilustrasi struktur bangun Transparent OLED.
Ilustrasi struktur Transparant OLED (courtesy of www.howstuffworks.com) |
Heads-Up display pada kaca depan mobil (courtesy of www.builtingps.com ) |
4. Top Emitting OLED.
Jenis ini memiliki lapisan substrat yang kabur (buram) ataupun mengkilap / memantulkan. Cocok untuk disain AMOLED. Berikut ilustrasi struktur bangun Top Emitting OLED.
Ilustrasi struktur Top Emitting OLED (courtesy of www.howstuffworks.com) |
Flexible OLED adalah jenis OLED yang fleksibel / lentur. OLED jenis ini didasarkan pada lapisan substrat yang fleksibel seperti plastik atau metal yang fleksibel dan akan menghasilkan OLED yang lebih ringan, tipis dan handal, lagi pula bahan ini anti pecah.
Layar tampilan fleksibel dari Samsung |
Layar OLED yang bisa di gulung (courtesy of LG) |
Layar smartphone LG yang bisa dilipat dan dibengkokkan (courtesy of LG) |
Ke dua gambar di atas adalah gambar prototype layar tampilan fleksibel dari SONY (atas) dan LG smartphone (bawah).
Kelak OLED dari jenis ini pula akan ada layar display bisa diproduksi diatas lembaran kain untuk membuat jenis “baju pintar” yang didalamnya terdapat GPS – Ponsel – dan chip komputer.
6. White OLED (OLED Lighting).
Ini adalah jenis OLED yang memancarkan cahaya putih yang sangat terang dan merata. OLED jenis ini ditujukan untuk penerangan yang kelak diharapkan dapat menggantikan jenis lampu yang sekarang ada. Jika lampu terbuat dari OLED pastinya akan sangat hemat listrik dari lampu jenis apapun. Ukuran nya pun akan sangat bervariasi tergantung kebutuhan. Yang pasti kita bisa memiliki lampu yang besar dan hemat energi. Berikut contoh produk lampu dari white OLED. Sebuah lampu belajar.
Lampu belajar dari OLED (courtesy of www.news.oled-display.net) |
Lampu fleksibel OLED prototype dari LG Chem (courtesy of LG Chem) |
Bersambung ke OLED bag-2.
..............................................................................................................................................
Artikel terkait:
- Apa beda LED, OLED, AMOLED
- Jenis-jenis TV LED berdasarkan lampu belakangnya (back-lit)
- Ketahui hal berikut ini sebelum anda membeli TV UHD / 4K
- Koneksi smartphone ke HDTV dengan MHL
- OLED bag-2: Teknologi, cara kerja, kelebihan dan kekurangan OLED
..............................................................................................................................................