Sudut pandang <===> Cara berfikir

sudut pandang-s

Suatu hari saat kami sedang kumpul-kumpul, datang seorang teman. Ngobrol sana sini akhirnya teman tersebut melontarkan sebuah teka teki.
Sebagai prolognya, ia mengatakan, jawaban teki teki ini sangat dipengaruhi oleh cara berfikir kita selama ini yang cenderung kaku padahal jawabannya sangat sederhana. Sepertinya dia sudah bisa menebak jawaban kami.
Anda penasaran? Berikut teka tekinya.

"....Suatu hari seorang bapak mengajak jalan jalan anaknya keliling kota dengan menaiki sepeda motor. Sore itu jalanan cukup padat sehingga sang bapak pun mencoba untuk lebih berhati-hati, namun musibah memang datang tanpa di duga-duga walau sang bapak sudah berusaha se-waspada mungkin. Mereka disenggol pengendara motor yang ngebut ugal-ugalan yang menyenggol stang sepeda motornya sehingga mereka terjatuh. Sementara yang nabrak tidak berhenti malah tancap gas.......kabur.
Nampaknya si anak terluka cukup parah dan segera diboyong kerumah sakit terdekat.
Dan langsung diantar ke bagian gawat darurat (emergency) untuk ditangani secepatnya. Tak lama kemudian seorang dokter ditemani seorang perawat masuk ruang gawat darurat. Melihat si anak tersebut sang dokter langsung teriak,....'ANAKKU...!!'
..............................."
Sampai di situ ceritanya. Pertanyaannya, siapa sebenarnya dokter tersebut kok dia juga mengaku bahwa si anak tersebut adalah anaknya...???

Setelah melontarkan teka tekinya teman tersebut pamit dan berpesan kami dikasih waktu satu hari untuk menjawabnya.
Kamipun mulai menerka-nerka jawabannya.

Keesokan harinya saat kami sedang kumpul-kumpul seperti biasa, teman tersebutpun datang. Dia langsung menanyakan jawaban teka teki kemarin. Satu persatu dari kami memberikan jawaban dari teka teki tersebut. Benar dugaan teman tersebut, jawaban kami sangat bervariasi sesuai dengan anggapan masing masing. Sayapun terus terang belum menemukan jawabannya.
Jawaban kami antara lain:
- Sang dokter adalah ayah angkat, atau sebaliknya
- Sang dokter adalah paman atau pakdenya yang dalam keadaan emosi seseorang biasa memanggil "anak" terhadap keponakannya...
- Bahkan ada seorang teman yang menjawabnya dengan membawa istilah bayi tabung, dengan alasan bahwa sekarang jaman sudah canggih...

Begitulah jawaban dari kami, namun nampaknya tidak satupun jawaban yang benar. Kami mulai penasaran dan menanyakan apa jawabannya.
Jawabannya sederhana kok, kata teman saya tersebut. Dokter tersebut adalah ibunya.
Mendengar jawaban tersebut kamipun terdiam, dan sungguh nampaknya di luar anggapan kami jawaban tersebut.
Melihat kami tertegun teman tersebut memberikan penjelasannya.
Kenapa kita masih berfikir bahwa dokter itu "harus" laki-laki? Salahkah seorang ibu / wanita jadi dokter?
Cara berfikir kita memang sangat dipengaruhi oleh sudut pandang kita terhadap suatu hal. Andai kita bisa merobah sudut pandang kita tentu jawabannya jadi lain lagi. Sayangnya sedikit di antara kita yang berani merobah posisi untuk sekedar mencari sudut pandang yang baru. Lebih buruk lagi kita merasa sudut pandang kita adalah posisi yang terbaik dari pada sudut pandang yang lain padahal belum tentu.

Berikut saya sertakan sebuah gambar dari akun fb seorang kawan, bagaimana sebuah sudut pandang yang berbeda akan memberikan jawaban yang berbeda.


sudut pandang-1

Binatang yang nampak pada gambar di atas tentunya kita sepakat sejenis kelinci, namun jika kita miringkan kepala kita ke kanan, bisa dipastikan kita tidak akan menjawab kelinci lagi.
Terimaksih, semoga bermanfaat.

'Kan ku telan matahari....

Kaligrafi-sanfordlegenda.blogspot.com
Kalau Ebiet G Ade baru bisa, "menjaring matahari...". Kalau Ahmad Albar sudah bisa "Kan ku jilat angkasa, ku ciumi matahari...". Kalo saya lebih hebat lagi, "...Kan kutelan matahari...". Bedanya, kalau ungkapan Ebiet G Ade dan Ahmad Albar bermakna tentang semangat dan kecintaan pada sang Pencipta yang tertoreh pada syair lagunya. Sedangkan ungkapan saya sekedar menggambarkan besarnya nafsu manusia yang tidak terbatas. Buktinya..? minyak solar satu kapal tanker, habis disedot ditengah laut. Wisma atlet di Palembang di gerogoti. Dan masih banyak lagi....bukti kehebatan manusia [...Indonesia]. Dan suatu saat nanti ketika matahari ada di atas kepala, pasti akan ditelan juga....

Contoh "kecil" yang lain dari nafsu adalah ketika menjelang berbuka puasa. Jalan-jalan sore nyari menu berbuka. Es cendol...sudah pasti, es kelapa muda...wajib, es kolak....fardu, mie ayam...fardu kifayah, gorengan...fardu ain, nasi padang...ehm...sunnah mu'akad, kurma...sunnah Nabi.
Sudah Puas......? Beluuum......Masuk minimarket...."jaga-jaga kalau malam masih lapar" [gitu alasannya]. Camilan kripik singkong, kripik tempe, biskuit dll..."kalo masih haus tengah malam....? Cocacola, Sprite, Fanta, minuman Soya, kacang ijo......kalo tidak terdengar beduk atau azan magrib, mungkin nggak juga sadar, tetap asyik saja memanjakan nafsu....



Dan coba tengok setelah berbuka...
Es cendol tidak habis, es kelapa muda sisa banyak, es kolak cuma pisangnya saja yang dimakan itupun cuma dua potong, gorengan cuma kemakan 3 potong, mie ayam jadi makruh [nggak doyan], ngeliat nasi padang ..."ah kasih kan buat si pus saja". Kurma..."ah buat besok-besok lah".
Yang di beli di minimarket tadi mana....?
"di bawah meja.tuh..."
masih utuh,
masih di dalam kantong belanja tak tersentuh.....

Kira-kira begitu gambaran tentang nafsu manusia. Kita merasa benar dan halal [bahkan sengaja di-benar-kan dan di-halal-kan], tapi kita lupa dengan boros-mubazir dan berkah. 

"...Boros mubazir temannya setan
selamat berpuasa di 1433H Ramadhan
Mohon maaf lahir bathin dan....."

[jangan bingung baca pantun di atas,
sengaja saya balik balik kata-katanya
supaya irama pantunnya kena gitu.. he..he]