Hampir semua barang elektronik yang kita bawa pasti mengandung baterai sebagai tenaga penggeraknya. Sebut saja, seperti handphone, jam tangan, gadget dan laptop yang kita tenteng. Semua menggunakan baterai sebagai 'nyawa'-nya.
Ada baiknya kita mengenal jenis-jenisnya agar kita dapat memperlakukannya sesuai dengan "keinginan"-nya, sehingga baterai kita akan awet dan bekerja sesuai harapan. Dengan demikian barang elektronik kita akan selalu dalam kondisi siap pakai.
Disamping itu, jika kita mengenal baterai dengan baik maka kita akan tahu fungsi dan penerapannya secara tepat.
Secara garis besar, berdasarkan bahan kimia-nya baterai dibagi dalam dua kategori utama, yaitu:
A. Baterai Primer (Primary Batteries)
Jenis ini disebut juga baterai sekali pakai (single-use battery) yang berarti setelah habis arus listriknya baterai tersebut harus dibuang ditempat semestinya.
B. Baterai Sekunder (Secondary Batteries)
Jenis ini disebut juga baterai yang dapat di-cas ulang (rechargeable batteries) jika telah habis arus listriknya.
Berikut berbagai macam baterai untuk masing-masing kategori di atas.
A. Baterai Primer (Primary Batteries)
1. Heavy Duty, atau Carbon Zinc (Zn-MnO2) battery. Ini merupakan baterai primer yang paling murah yang banyak digunakan dalam rumah tangga seperti pada jam dinding dan remote control.
2. Alkaline, zinc-alkaline manganese dioxide battery. Baterai jenis ini memiliki power yang lebih dan umur simpan yang lebih lama dari baterai Heavy Duty.
3. Lithium Cells. Baterai Lithium memiliki kemampuan kinerja yang jauh lebih baik melampaui baterai elektrolit konvensional. Umur simpannya bisa lebih dari 10 tahun dan tetap bekerja dengan baik pada suhu yang sangat rendah. Baterai Lithium umumnya sebesar uang coin saja, maksimal ukuran AA. Hal ini atas pertimbangan keselamatan dan keamanan saja jika digunakan masyarakat umum. Sebenarnya ada juga ukuran yang lebih besar namun penggunaannya hanya terbatas pada kepentingan militer saja.
4. Silver Oxide Cells. Baterai jenis ini memiliki kepadatan energi sangat tinggi tetapi harganya mahal karena terbuat dari bahan silver (perak). Karenanya ukurannya sangat kecil sebesar kancing baju yang digunakan pada jam tangan dan calculators.
5. Zinc Air Cells. Baterai jenis ini menjadi standar yang digunakan pada alat bantu dengar. Memiliki waktu pakai yang sangat lama karena hanya memiliki material anoda saja, sedangkan katoda-nya memanfaatkan udara di sekitarnya.
B. Baterai Sekunder (Secondary Batteries)
1. Rechargeable Alkaline. Merupakan baterai alkaline yang paling murah yang dapat di-cas ulang, memiliki umur simpan yang lama dan cocok untuk penggunaan yang umum / moderat. Di antara baterai yang dapat di-cas ulang, jenis baterai ini merupakan jenis yang paling rendah siklus penge-cas-an ulangnya, sekitar 25 kali atau lebih. Namun demikian baterai ini tetap menjadi pilihan karena populernya baterai alkaline ditambah lagi dapat di-cas ulang.
2. Nickel-Cadmium (Ni-Cd). Baterai Ni-Cd merupakan baterai yang bisa di-cas ulang yang kokoh serta handal dan mempunyai daya yang tinggi serta dapat digunakan dalam rentang temperatur yang luas. Kekurangannya baterai jenis ini memiliki waktu pakai yang rendah (lebih sering nge-cas-nya). Arus listrik (setelah di-cas penuh) akan berkurang 30% per bulan jika tidak dipergunakan. Memiliki kandungan racun (toxic) 15%, karsinogenic cadmium, (zat yang dapat menyebabkan kangker), karenanya harus di re-cycle, jangan dibuang sembarang tempat. Baterai jenis ini walaupun berbahaya tetap banyak digunakan terutama pada alat-alat pertukangan.
3. Nickel-Metal Hydride (Ni-MH). Baterai Ni-MH memiliki 30% lebih kapasitasnya dibanding baterai Ni-Cd pada tegangan yang sama. Cycle life ( jumlah cas ulang setelah pemakaian) lebih tinggi dan memiliki kemampuan pada beban arus yang lebih tinggi. Self-discharge (arus berkurang selama penyimpanan) rata-rata 40% per bulan. Baterai Ni-MH tidak mengandung racun cadmium, tapi tetap mengandung zat karsinogen, soperti nickel-oxides dan cobalt.
4. Lithium Ion, (Li-Ion). Lithium-ion merupakan terobosan baru dalam dunia baterai rechargeable. Beratnya lebih ringan 30% dan kapasitasnya lebih 30% dibanding baterai Ni-MH. Self-discharge-nya rata-rata 20% per bulan. Jika terkena panas akan merusak baterai bahkan dapat terbakar. Tidak mengandung racun cadmium tetapi tetap mengandung zat karsinogen sepeti cobalt oxides dan nickel oxides. Baterai jenis ini banyak digunakan pada laptop dan handphone dan selalu dijual sebagai bagian dari perangkat elektroniknya karena harus menggunakan charger khusus.
5. Lead-Acid. Baterai lead-acid (asam timbal) lebih dikenal dengan nama aki. Sangat populer diseluruh dunia, daya tahan tinggi dan sangat ekonomis. Namun karena beratnya, baterai ini tidak memungkinkan digunakan pada barang elektronik yang portable. Bahan timbal (lead) merupakan racun dan bersifat karsinogen. Karenanya harus di daur ulang dengan baik. Proses daur ulang baterai Lead Acid merupakan proses daur ulang paling sukses dunia. Saat ini 93% baterai lead-acid telah didaur-ulang dan dipergunakan untuk memproduksi baterai lead- acid yang baru.
Berikut tabel rangkuman penggunaan dari masing-masing jenis baterai.
- Baterai Primer (Single-use Batteries)
- Baterai Sekunder (Rechargeable Batteries)
.........................................................................................................................
Artikel terkait:
- Energi altenatif
- Battery sizes: Mengenal ukuran-ukuran baterai
- Battery sizes-[2]: Mengenal ukuran baterai kancing/koin
- Jenis-jenis aki
- Jenis-jenis baterai laptop dan tips perwatannya
- Glossary of battery : Istilah pada baterai
........................................................................................................................
Ada baiknya kita mengenal jenis-jenisnya agar kita dapat memperlakukannya sesuai dengan "keinginan"-nya, sehingga baterai kita akan awet dan bekerja sesuai harapan. Dengan demikian barang elektronik kita akan selalu dalam kondisi siap pakai.
Disamping itu, jika kita mengenal baterai dengan baik maka kita akan tahu fungsi dan penerapannya secara tepat.
Secara garis besar, berdasarkan bahan kimia-nya baterai dibagi dalam dua kategori utama, yaitu:
A. Baterai Primer (Primary Batteries)
Jenis ini disebut juga baterai sekali pakai (single-use battery) yang berarti setelah habis arus listriknya baterai tersebut harus dibuang ditempat semestinya.
B. Baterai Sekunder (Secondary Batteries)
Jenis ini disebut juga baterai yang dapat di-cas ulang (rechargeable batteries) jika telah habis arus listriknya.
Berikut berbagai macam baterai untuk masing-masing kategori di atas.
A. Baterai Primer (Primary Batteries)
1. Heavy Duty, atau Carbon Zinc (Zn-MnO2) battery. Ini merupakan baterai primer yang paling murah yang banyak digunakan dalam rumah tangga seperti pada jam dinding dan remote control.
2. Alkaline, zinc-alkaline manganese dioxide battery. Baterai jenis ini memiliki power yang lebih dan umur simpan yang lebih lama dari baterai Heavy Duty.
3. Lithium Cells. Baterai Lithium memiliki kemampuan kinerja yang jauh lebih baik melampaui baterai elektrolit konvensional. Umur simpannya bisa lebih dari 10 tahun dan tetap bekerja dengan baik pada suhu yang sangat rendah. Baterai Lithium umumnya sebesar uang coin saja, maksimal ukuran AA. Hal ini atas pertimbangan keselamatan dan keamanan saja jika digunakan masyarakat umum. Sebenarnya ada juga ukuran yang lebih besar namun penggunaannya hanya terbatas pada kepentingan militer saja.
4. Silver Oxide Cells. Baterai jenis ini memiliki kepadatan energi sangat tinggi tetapi harganya mahal karena terbuat dari bahan silver (perak). Karenanya ukurannya sangat kecil sebesar kancing baju yang digunakan pada jam tangan dan calculators.
5. Zinc Air Cells. Baterai jenis ini menjadi standar yang digunakan pada alat bantu dengar. Memiliki waktu pakai yang sangat lama karena hanya memiliki material anoda saja, sedangkan katoda-nya memanfaatkan udara di sekitarnya.
B. Baterai Sekunder (Secondary Batteries)
1. Rechargeable Alkaline. Merupakan baterai alkaline yang paling murah yang dapat di-cas ulang, memiliki umur simpan yang lama dan cocok untuk penggunaan yang umum / moderat. Di antara baterai yang dapat di-cas ulang, jenis baterai ini merupakan jenis yang paling rendah siklus penge-cas-an ulangnya, sekitar 25 kali atau lebih. Namun demikian baterai ini tetap menjadi pilihan karena populernya baterai alkaline ditambah lagi dapat di-cas ulang.
2. Nickel-Cadmium (Ni-Cd). Baterai Ni-Cd merupakan baterai yang bisa di-cas ulang yang kokoh serta handal dan mempunyai daya yang tinggi serta dapat digunakan dalam rentang temperatur yang luas. Kekurangannya baterai jenis ini memiliki waktu pakai yang rendah (lebih sering nge-cas-nya). Arus listrik (setelah di-cas penuh) akan berkurang 30% per bulan jika tidak dipergunakan. Memiliki kandungan racun (toxic) 15%, karsinogenic cadmium, (zat yang dapat menyebabkan kangker), karenanya harus di re-cycle, jangan dibuang sembarang tempat. Baterai jenis ini walaupun berbahaya tetap banyak digunakan terutama pada alat-alat pertukangan.
3. Nickel-Metal Hydride (Ni-MH). Baterai Ni-MH memiliki 30% lebih kapasitasnya dibanding baterai Ni-Cd pada tegangan yang sama. Cycle life ( jumlah cas ulang setelah pemakaian) lebih tinggi dan memiliki kemampuan pada beban arus yang lebih tinggi. Self-discharge (arus berkurang selama penyimpanan) rata-rata 40% per bulan. Baterai Ni-MH tidak mengandung racun cadmium, tapi tetap mengandung zat karsinogen, soperti nickel-oxides dan cobalt.
4. Lithium Ion, (Li-Ion). Lithium-ion merupakan terobosan baru dalam dunia baterai rechargeable. Beratnya lebih ringan 30% dan kapasitasnya lebih 30% dibanding baterai Ni-MH. Self-discharge-nya rata-rata 20% per bulan. Jika terkena panas akan merusak baterai bahkan dapat terbakar. Tidak mengandung racun cadmium tetapi tetap mengandung zat karsinogen sepeti cobalt oxides dan nickel oxides. Baterai jenis ini banyak digunakan pada laptop dan handphone dan selalu dijual sebagai bagian dari perangkat elektroniknya karena harus menggunakan charger khusus.
5. Lead-Acid. Baterai lead-acid (asam timbal) lebih dikenal dengan nama aki. Sangat populer diseluruh dunia, daya tahan tinggi dan sangat ekonomis. Namun karena beratnya, baterai ini tidak memungkinkan digunakan pada barang elektronik yang portable. Bahan timbal (lead) merupakan racun dan bersifat karsinogen. Karenanya harus di daur ulang dengan baik. Proses daur ulang baterai Lead Acid merupakan proses daur ulang paling sukses dunia. Saat ini 93% baterai lead-acid telah didaur-ulang dan dipergunakan untuk memproduksi baterai lead- acid yang baru.
Berikut tabel rangkuman penggunaan dari masing-masing jenis baterai.
- Baterai Primer (Single-use Batteries)
Jenis Baterai
| Volt(V) |
Penggunaan yang umum
|
Alkaline |
1,5
| CD/MD/MP3 players, mainan, game elktronik, camera, senter, remote control |
Carbon Zinc |
1,5
| Jam dinding, radio, alarm asap |
Lithium coin |
3
| Calculator, electronic organizers |
Lithium photo |
3 / 6
| Camera |
Silver Oxide (botton cells) |
1,55
| jam tangan |
Zinc-air |
1,4
| Alat bantu dengar |
- Baterai Sekunder (Rechargeable Batteries)
Jenis Baterai
| Volt(V) |
Penggunaan yang umum
|
Rechargeable Alkaline |
1,5
| CD/MD/MP3 players, mainan, game elktronik, camera, senter, remote control dan lampu listrik tenaga matahari |
Ni-MH |
1,2
| Digital camera, mainan remote control |
Ni-Cd |
1,2
| Alat pertukangan |
Li-ion |
3,6 - 3,7
| Notebook, PDAs, handphone, camcorder, digital camera |
Lead-acid |
12
| Aki mobil, UPS, lampu tenaga surya, mobil golf, pelayaran. |
.........................................................................................................................
Artikel terkait:
- Energi altenatif
- Battery sizes: Mengenal ukuran-ukuran baterai
- Battery sizes-[2]: Mengenal ukuran baterai kancing/koin
- Jenis-jenis aki
- Jenis-jenis baterai laptop dan tips perwatannya
- Glossary of battery : Istilah pada baterai
........................................................................................................................