Apa maksud 5.1 - 6.1 - 7.1 channel pada home theater dan format surround sound

Bayangkan kita duduk di suatu tempat, misalkan halaman rumah. Coba untuk mendengarkan setiap suara yang ada di sekeliling kita. Ada suara TV dari ruang keluarga dibelakang kita, suara anak tetangga sebelah bermain, suara motor lewat di gang sebelah, sampai suara kucing yang lagi birahi ribut di sudut taman (he-he).
Ada yang terdengar keras karena dekat dan ada suara yang sayup-sayup karena sangat jauh dari kita. Suara-suara tersebut lengkap mengelilingi kita. Walaupun kita tidak dapat melihat sumber suara-suara tersebut, tapi kita dapat memperkirakan dari arah mana masing-masing suara tersebut datang.

Format surround sound.
Begitu pula saat kita sedang nonton film, perangkat home theater akan menghasilkan suara-suara sesuai dengan aslinya seolah kita berada di tengah-tengah film tersebut. Perangkat home theater berfungsi memproduksi kembali suara yang diterima dari sumbernya, sehingga suara yang dihasilkan akan sama dengan sumbernya. Bagaimana suara dari sebuah film diproduksi (direkam), kira-kira seperti itu pula suara yang akan dihasilkan oleh home theater. (Idealnya seperti itu). Suara-suara yang dihasilkan oleh perangkat home theater ini disebut surround sound, yang artinya "suara yang mengelilingi" kita.
surround format vendor
Teknologi yang dipergunakan untuk menghasilkan suara surround ini diantaranya teknologi dari Dolby Labs, DTS (Digital Theater System) Inc, THX atau SRS. Masing-masing perusahaan tersebut memiliki teknik sendiri dalam menciptakan format surround sound. 
(Note: SRS telah diakuisisi oleh DTS sejak july 2012)

Sekarang seperti kita lihat banyak format surround sound yang dipergunakan pada perangkat home theater. Sebagai contoh:
Dolby® Pro Logic II®, format surround sound dari Dolby Labs.
Dolby® Digital, dari Dolby Labs juga
DTS-HD™, format surround sound dari DTS Inc.
dan lain-lain. 

5.1 channel surround sound.
Jika sebuah home theater menggunakan format surround sound, misalkan format Dolby® Digital, ini berarti home theater tersebut memiliki kemampuan menterjemahkan (decoding) audio dari sebuah film yang dibuat dengan format Dolby® Digital juga. Untuk lebih jelasnya kita lihat ilustrasi berikut.
konfigurasi surround 5.1 channel

1-2. Sebuah film soundtrack-nya diproduksi menggunakan format Dolby Digital dengan 6 channel suara.
3-4. Film tersebut akan dikonversi dalam bentuk DVD. Soundtracknya perlu dilakukan pengkodean dahulu menggunakan Dolby Digital Encoder. Baru kemudian dimasukkan kedalam DVD.
5-6. DVD tersebut ingin kita tonton dengan perangkat home theater kita. Untuk dapat menikmati suara yang menggunakan format surround Dolby Digital yang ada pada DVD tersebut, home theater kita harus mampu mengkode ulang (decoding) format Dolby Digital. Ini berarti home theater kita harus memiliki Dolby Digital decoder dan 6 channel speaker yang terdiri dari:
  • 5 channel full bandwidth dengan rentang frekuensi 3 Hz - 20 kHz (depan-kiri, depan-tengah, depan-kanan, surround belakang-kiri, surround belakang-kanan) dan
  • 1 channel untuk subwoofer untuk menghasilkan efek frekuensi sangat rendah dengan rentang frekuensi 3 Hz - 120 Hz.
Karenanya format surround yang menggunakan konfigurasi 5.1 channel dinamakan 5.1 channel surround sound.
Format surround sound yang menggunakan konfigurasi 5.1 channel dalam pengkodean sinyal audionya selain Dolby Digital, ada juga Dolby Pro Logic II dan DTS.

Format DTS dianggap lebih baik dari format Dolby Digital, karena kompressi audionya lebih sedikit dibanding Dolby Digital. Hasilnya, audio dari format DTS sedikit lebih akurat dibanding format Dolby Digital. Format Dolby Digital dan DTS terdapat pada banyak home theater saat ini. Sementara kebanyakan film DVD menggunakan format Dolby Digital.

6.1 channel surround sound.
Konfigurasi home theater 6.1 channel sama dengan 5.1 channel dengan tambahan 1 channel untuk speaker surround tengah belakang.
Format surround yang menggunakan 6.1 channel yaitu:

  • Dolby Digital EX
  • THX Surround EX
  • DTS-ES

Kali ini Dolby Labs bekerja sama dengan THX untuk menciptakan format yang menggunakan 6.1 surround channel. Hasilnya didapat format Dolby Digital EX dan THX Surround EX. Ke dua format ini sama dengan 5.1 channel dengan penambahan 1 channel matrix untuk speaker surround belakang.
Begitu juga dengan  DTS-ES, juga menggunakan 5.1 channel dengan penambahan 1 channel discrete untuk speaker surround belakang.
Berikut ilustrasi produksi dan re-produksi audio menggunakan konfigurasi 6.1 channel surround.
konfigurasi surround 6.1 channel

7.1 channel surround sound.
Pada konfigurasi home theater 7.1 channel terdapat penambahan 2 channel dibandingkan dengan konfigurasi 5.1 channel. Semua channel-nya adalah channel discrete, yang berarti masing-masing channel berbeda satu sama lain dan berdiri sendiri. Kedua channel tambahan tersebut adalah channel surround samping kiri dan surround samping kanan.
Kali ini Dolby Labs bekerja sama dengan DTS Inc, untuk menghasilkan format surround sound untuk konfigurasi 7.1 channel. Hasilnya didapat dua jenis format:

  1. Lossless Surround SoundDolby TruHD dan DTS-HD™ Master Audio.
    Semenjak adanya Blue Ray disc, kedua format di atas banyak digunakan. Karena Blue Ray disc memiliki kemampuan menyimpan informasi surround sound yang lebih banyak, hingga 50 Gb. (Bandingkan dengan DVD disc yang hanya mampu menyimpan data 4.7 Gb). Hasilnya jika sebuah film menggunakan format Dolby TruHD atau DTS-HD™ Master Audio, kita akan mendapatkan kualitas surround yang hampir sama dengan kualitas surround master film dari studionya.
  2. Non Lossless Surround SoundDolby Digital Plus dan DTS-HD (High Resolution).Jenis format yang ke dua ini sedikit lebih rendah dari yang pertama namun tetap lebih tinggi kualitasnya dibandingkan format dengan konfigurasi 6.1 atau 5.1 channel.

Home theater yang support format lossless 7.1 channel, juga support Non-Lossless (Dolby Digital Plus dan DTS-HD (High Resolution)).
Dolby True HD & DTS HD
Catatan:
- Discrete = channel yang berbeda dari yang lain dan berdiri sendiri.
- Matrix = channel yang menghasilkan suara berdasarkan informasi suara dari channel-channel yang lain. Gambarannya begini, jika channel 1-2-3-4-5 menghasilkan suara A-B-C-E-F, maka channel 6 akan menghasilkan suara D, karena tidak dihasilkan oleh ke lima channel sebelumnya.
Sebuah home theater 5.1 channel, berarti home theater tersebut secara fisik memiliki 5 loadspeaker dan 1 subwoofer. Demikian juga dengan konfigurasi 6.1 channel dan 7.1 channel.
- Namun ada juga home theater memiliki konfigurasi virtual 7.1 channel, walau secara fisik memiliki 5.1 channel.
- Selain format surround sound yang disebutkan di atas, masih banyak format surround sound yang lain. Kelak kita rinci dengan detail.
- Masing-masing film dibuat dengan menggunakan format-format tertentu. Karenanya pada perangkat home theater kita temukan begitu banyak format surround sound yang disupport dengan tujuan dapat menghasilkan surround sound dari berbagai format film di pasaran.
..................................................................................................................................................
Artikel terkait:
- Jenis Home Theater dan bagian-bagiannya 
Cara setup home theater
- Koneksi dan cara kerja jaringan DLNA
- Cara koneksi laptop ke HDTV dengan kabel HDMI
- Jenis konektor HDMI
- Apa itu kabel HDMI
- Jenis-jenis TV 3D
- Cara koneksi Smart TV ke jaringan internet
- Apa itu Smart TV
- Jenis Resolusi TV Digital
..................................................................................................................................................
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...